Pemerintah pancing turis asing dari Hong Kong



HONG KONG. Kementerian Pariwisata akan menjadikan Hong Kong sebagai pasar wisata sekaligus daerah untuk menarik wisatawan ke Indonesia.

"Ada dua negara yang kami jadikan sebagai 'kolam ikan' untuk memancing turis, yakni Singapura dan Hong Kong," kata Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar Rizki Handayani Mustafa kepada Antara di Hong Kong, Rabu (9/12).

Ia menyebutkan, sebagai hub (penghubung) terbesar di Asia Pasifik, tentu banyak pula turis dari berbagai negara yang datang ke Hong Kong. "Nah, para expatriat dan turis asing di Hong Kong ini, yang akan kita pancing untuk datang ke Indonesia," katanya.


Pihaknya bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI di Hong Kong, Asosiasi Pariwisata Hong Kong dan seluruh pihak terkait lainnya, untuk menjajaki pasar pariwisata Tiongkok.

"Kami akan melakukan kondisi pasar dulu. Bisa saja kita akan lakukan joint marketing dengan Hong Kong, untuk menggaet turis di Hongkong ke Indonesia," kata Rizky di sela misi penjualan pariwisata Indonesia di Hong Kong.

Konsul Jenderal RI Hongkong Chalief Akbar Tjandraningrat menilai, sebagai hub, Hong Kong juga lebih siap infrastrukturnya. Sistem ekonominya terbuka dan mata uang berbeda dengan China. Selama ini, daerah otonomi di Tiongkok ini juga menjadi kawasan pusat keuangan global dan pusat bisnis Asia.

Ia mengatakan, sebagai penghubung antara Tiongkok dan Eropa ke Asia dan sebaliknya, Hong Kong banyak dikunjungi para pebisnis dan pelancong dari berbagai negara.

"Ini memang peluang dan tantangan bagi Indonesia agar para pebisnis dan pelancong dari berbagai negara di Hongkong, mau berwisata di Indonesia," kata Chalief.

Berdasar data Kementerian Pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2014 tercatat 9,4 juta atau lebih tinggi 8,5% dibandingkan tahun 2013.

Sedangkan jumlah turis asal Hong Kong yang berkunjung ke Indonesia hingga September 2015 tercatat 65.799 orang atau meningkat 1,31% dari tahun sebelumnya, yang tercatat 64.945 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia