JAKARTA. Pemerintah merevisi pertumbuhan ekonomi dalam asumsi makro indikatif Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) 2016 menjadi sebesar 5,5%-6%. Angka kisaran tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi indikatif yang diusulkan sebelumnya, yaitu berkisar pada angka 5,8%-6,2%. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan, revisi angka tersebut dilakukan dengan memperimbangkan kondisi ekonomi tahun depan. Batasan atas pertumbuhan ekonomi yang direvisi menjadi 6%, karena mempertimbangkan capaian pertumbuhan ekonomi selama kuartal pertama tahun ini sebesar 4,71%. Namun, ada harapan kondisi global yang lebih baik di tahun depan sehingga batas atas pertumbuhan ekonomi indikatif masih di angka 6%. "IMF masih memperkiakan pertumbuhan ekonomi global 3,8% tahun depan artinya lebih baik dari tahun ini sebesar 3,3% dan 2014 3,3-3,4%," kata Bambang, Senin (22/6).
Pemerintah pangkas asumsi pertumbuhan ekonomi
JAKARTA. Pemerintah merevisi pertumbuhan ekonomi dalam asumsi makro indikatif Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) 2016 menjadi sebesar 5,5%-6%. Angka kisaran tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi indikatif yang diusulkan sebelumnya, yaitu berkisar pada angka 5,8%-6,2%. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan, revisi angka tersebut dilakukan dengan memperimbangkan kondisi ekonomi tahun depan. Batasan atas pertumbuhan ekonomi yang direvisi menjadi 6%, karena mempertimbangkan capaian pertumbuhan ekonomi selama kuartal pertama tahun ini sebesar 4,71%. Namun, ada harapan kondisi global yang lebih baik di tahun depan sehingga batas atas pertumbuhan ekonomi indikatif masih di angka 6%. "IMF masih memperkiakan pertumbuhan ekonomi global 3,8% tahun depan artinya lebih baik dari tahun ini sebesar 3,3% dan 2014 3,3-3,4%," kata Bambang, Senin (22/6).