Pemerintah pastikan perang dagang tak akan jadi ancaman bagi Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyatakan perang dagang yang sedang digadang-gadang oleh Amerika Serikat (AS) tidak akan menjadi ancaman bagi Indonesia.

"Kami tidak melihat ini akan menjadi ancaman yang besar bagi Indonesia," tegas Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (9/7).  Terkait GSP (Generalized System of Preference) Indonesia yang sedang dipantau AS, Airlangga juga menganggap hal tersebut tidak perlu dirisaukan.

Karena sejatinya saat ini AS sedang mereview semua negara yang memiliki GSP. "Tapi Indonesia jadi salah satu negara yang dilakukan review tahun ini," tambah dia. 


GSP merupakan kebijakan AS berupa pembebasan tarif bea masuk terhadap impor barang-barang tertentu dari negara-negara berkembang.

GSP menjadi satu-satunya tumpuan Indonesia untuk menjalin hubungan dagang dengan AS. Sekadar tahu saja, dikabarkan AS saat sedang me-review 124 produk dan sektor. Termasuk di dalamnya kayu plywood dan kapas.

Berdasarkan data ekspor impor Indonesia yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 25 Juni 2018, tertera AS sebagai satu dari tiga pangsa ekspor nonmigas terbesar Indonesia. 

Ekspor nonmigas ke AS dari Januari-Mei 2018 tercatat sebanyak 10,91% dari total ekspor atau setara dengan nominal US$ 7,43 miliar.

Jumlah ekspor nonmigas ke AS meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor nonmigas ke AS pada Januari hingga Mei 2017 tercatat hanya sebesar US$ 7,17 miliar.

Terkait efek perang dagang, Presiden Jokowi Senin (9/7) hari ini mengumpulkan para menteri kabinetnya untuk membahas soal ini secara intensif dalam rapat terbatas internal. Rapat itu berlangsung sejak pukul 10.30 WIB-14.30WIB di Istana Kepresidenan Bogor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi