Pemerintah pastikan saving bond retail keluar Mei



JAKARTA. Mei 2014 mendatang, pemerintah berencana menerbitkan saving bond, instrumen surat utang negara untuk investor retail atau individu. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menyebut nominal pembelian minimum saving bond dipatok Rp 5 juta. "Besar target indikatifnya kurang lebih Rp 2,5 triliun," ujarnya di Kementerian Keuangan, Kamis (17/4) lalu. Instrumen tersebut nantinya akan memiliki tenor 2 tahun dan pajak sebesar 15%. Serupa dengan instrumen bond lain, yakni sukuk ritel (sukri) atau obligasi negara ritel Indonesia (ORI), saving bond hanya dijual melalui agen yang ditunjuk. Perbedaan saving bond dengan sukri dan ORI adalah pembelinya harus investor retail. Selain itu, saving bond tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Perbedaan lain, instrumen ini nantinya tidak bisa dijual layaknya ORI dan sukri. Namun, jika pemilik membutuhkan uang, tidak tertutup kemungkinan saving bond bisa diagunkan ke pihak perbankan mengingat sifatnya seperti harta milik pribadi. Saving bond diterbitkan untuk menambah gairah investor di level retail individual karena tingkat menabung dan investasi di Indonesia masih rendah. Dus, akan berdampak pada ekonomi negara. "Ini perlu supaya sektor keuangan kita lebih liquid," pungkas Robert. Pemerintah akan memulai kampanye saving bond pada akhir April 2014. Meski demikian, Robert belum bisa merinci angka yield atau imbal hasil yang akan dinikmati investor saving bond. Pemerintah baru akan menetapkan yield saat hendak melakukan closing penawaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan