KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan
yield obligasi memang tidak lepas dari pergerakan suku bunga. Di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) semakin kuat, pemerintah Indonesia justru menetapkan target yield obligasi negara semakin tinggi. Hal ini terlihat dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, di mana pemerintah menargetkan
yield Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 7,1%. Mengenai hal itu,
Chief Dealer Fixed Income & Derivatives PT Bank Negara Indonesia (BNI) Fudji Rahardjo menjelaskan bahwa penerbitan obligasi selalu disesuaikan dengan kondisi market. Sedangkan target pemerintah diangka 7,1% dibuat pada waktu market dalam kondisi tone suku bunga yang tinggi. Baca Juga: Targetkan Yield Obligasi Negara 7,1% di RAPBN 2025, Pasar Obligasi Bergerak Dinamis Saat ini kondisi pasar Indonesia tengah membaik, didukung sinyal pangkasan suku bunga oleh The Fed yang semakin kuat. Apabila The Fed memangkas suku bunga, maka Bank Indonesia (BI) rate juga akan menyusul turun. Dengan demikian
yield obligasi berpotensi mengikuti turun. "Untuk kebutuhan pemerintah memang banyak di tahun depan karena banyak obligasi yang jatuh tempo, tetapi untuk harga biasanya tergantung dari harga
market," kata Fudji kepada KONTAN, Senin (26/8). Selain itu, Fudji juga memandang
yield SBN yang rendah akan meringankan beban pemerintah. Dari sisi investor, yield masih menarik apabila disesuaikan dengan kondisi market terlebih jika penurunan suku bunga akan terus terjadi. Dengan analisa ini Fudji memproyeksi pada akhir tahun yield SBN tenor 10 tahun akan berada pada kisaran 6,5% sampai 6,9%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih