KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom menilai proyeksi pertumbuhan penerimaan negara 2020 sebesar 10% - 13,5% masih realistis. Kendati demikian, pemerintah diminta menjelaskan asumsi makro apa yang menjadi dasar target pertumbuhan penerimaan negara tersebut. Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah mengatakan, target pertumbuhan penerimaan negara tersebut bisa saja tercapai, bahkan bisa lebih besar dari yang diperkirakan. Namun, dia mengatakan proyeksi tersebut masih menunggu penjelasan pemerintah, khususnya asumsi makro yang menjadi dasar target tersebut. “Yang penting bukan targetnya, tapi asumsi-asumsi yang mendasari target itu,” ujar Pieter kepada Kontan.co.id, Senin (22/4).
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan negara yang diperkirakan tumbuh di tahun depan tersebut tergantung atas berbagai asumsi makro seperti nilai kurs dan asumsi harga minyak yang akan mengalami perbedaan dengan tahun ini. Menurut Menkeu, pemerintah sudah membuat beberapa poin estimasi terkait asumsi makro di 2020, tetapi poin-poin estimasi tersebut belum bisa disampaikan pada publik lantaran perlu disampaikan pada DPR terlebih dahulu. Menurut Pieter, penjelasan tersebut memang harus ditunggu. “Penjelasannya yang perlu ditunggu. Itu yang menjelaskan target tersebut realistis atau tidak,” kata Pieter.