Pemerintah perlu remajakan 200.000 ha kebun karet



KONTAN.CO.ID - Tahun ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) berencana untuk melakukan replanting (peremajaan) kebun karet dengan luas 14.750 hektar. Hal ini juga telah dibenarkan oleh Hafiza, Kasubdit Tanaman Karet dan Tanaman Tahunan Lain Ditjen Perkebunan Kemtan.

Meski sudah meningkat dari luas peremajaan tahun sebelumnya, namun Azis Pane, Ketua Umum Dewan Karet Indonesia mengungkap, luas kebun yang akan diremajakan tersebut masih kurang dibandingkan total pohon karet yang sudah tua.

"Kalau untuk replanting itu paling tidak 200.000 hektare (ha). Ini kan baru 14.750 ha. Padahal dari sekitar 3 juta ha kebun karet kita, ada lebih dari 200.000 ha pohon karet yang sudah tua," ungkap Azis kepada Kontan, Senin (21/8) kemarin.


Menyikapi rendahnya kebun karet yang akan diremajakan ini, Azis juga mengungkap Indonesia bisa disaingi oleh negara lain. Apalagi, menurut Azis beberapa negara seperti Thailand dan Vietnam sudah menyiapkan pohon-pohon baru dengan produktivitas yang lebih tinggi.

Dia juga mengatakan, Indonesia mungkin saja akan bersaing dengan Laos, Kamboja, dan Myanmar yang sudah mempersiapkan kebun karet.

Dana menjadi salah satu faktor penting untuk melakukan peremajaan. Saat dihubungi oleh Kontan, Hafiza enggan membocorkan dana yang dikucurkan untuk peremajaan kebun karet ini.

Sementara, menurut Azis, dibutuhkan dana yang besar untuk melakukan replanting sehingga sulit untuk melakukan peremajaan untuk 200.000 ha kebun karet. Apalagi, menurut Azis tahun ini pemerintah banyak menyalurkan dana untuk pengembangan infrastruktur.

Azis mengungkap, dibutuhkan kerja sama antara petani, pemerintah, dan seluruh stake holder yang berkaitan dengan karet untuk memperbaiki kualitas karet, terlebih dalam hal peremajaan kebun karet. Dia mengatakan, petani pun memerlukan dukungan dari pemerintah dari sisi dana serta pembinaan terkait karet.

"Sekarang ini banyak kebun karet yang dialihkan dan ditanami pohon lain, kan ini pembinaannya kurang. Jadi bagaimana caranya pemerintah dan semua pihak saling berkoordinasi, jadi jangan masing-masing jalan sendiri," tutur Azis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto