Pemerintah pilih naikkan tarif listrik karena dampaknya kecil



JAKARTA. Pemerintah memilih menaikkan tarif dasar listrik (TDL) ketimbang harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro beralasan, kenaikan tarif setrum berdampak sangat kecil terhadap inflasi.Menurutnya, dampak kenaikan TDL terhadap inflasi dibawah 0,5%. Sementara jika menaikkan harga BBM subsidi, Bambang mengatakan, dampak inflasi di atas 0,5%. "Bahkan lebih besar tergantung besaran kenaikannya," katanya, Selasa (23/8).Catatan saja, pemerintah berencana menaikkan TDL sebesar 10% pada April 2012 nanti untuk pelanggan non rumah tangga miskin. Ini dilakukan agar bisa menyesuaikan dengan anggaran subsidi listrik yang dalam RAPBN 2012 yang hanya sebesar Rp 45 triliun lebih rendah ketimbang subsidi listrik dalam APBN P 2011 yang sebesar Rp 65 triliun.Bambang menambahkan, alasan pemerintah memilik kenaikan TDL lantaran dampak lanjutannya tidak terlalu besar. "Kalau listrik itu lebih berpengaruh pada daya saing industri," jelasnya.Kepala ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti memperkirakan rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang akan dilakukan oleh pemerintah pada tahun depan akan mengerek inflasi hingga 6,3%. Ia menambahkan, saat ini bobot TDL terhadap inflasi sekitar 2,8%. Nah, jika TDL naik sebesar 10%, maka akan memicu inflasi secara langsung sebesar 0,3%, dan dampak inflasi tak langsung atau dampak lanjutannya sekitar 0,5%. “Inflasi pada 2011 kami perkirakan 5,1%, maksimum 5,3%. Tahun 2012 diperkirakan inflasi 7%, dengan adanya kenaikan tarif listrik 10% dan juga penyesuaian harga BBM 10%. Kalau Cuma pembatasan BBM yang dilakukan, maka inflasi (2012) kami perkirakan 6,3%,” jelas Destry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can