KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk meningkatkan penarikan pinjaman dibandingkan dengan menerbitkan surat berharga negara (SBN), sebagai upaya optimalisasi pembiayaan anggaran. Dalam APBN 2024, pinjaman hanya ditargetkan sebesar Rp 18,4 triliun, namun target tersebut naik menjadi Rp 101,3 triliun. sementara itu, target penerbitan SBN justru turun, dari semula sebesar Rp 666,4 triliun menjadi Rp 451,9 triliun. Pinjaman tersebut terdiri dari pinjaman dalam negeri yang semula ditargetkan sekitar Rp 600 miliar, kini naik menjadi Rp 20,1 triliun. Kemudian, pinjaman luar negeri sebelumnya ditargetkan Ro 17,7 triliun kini naik menjadi Rp 81,2 triliun.
Pemerintah Pilih Opsi Tingkatkan Pinjaman dan Kurangi Penerbitkan Surat Utang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk meningkatkan penarikan pinjaman dibandingkan dengan menerbitkan surat berharga negara (SBN), sebagai upaya optimalisasi pembiayaan anggaran. Dalam APBN 2024, pinjaman hanya ditargetkan sebesar Rp 18,4 triliun, namun target tersebut naik menjadi Rp 101,3 triliun. sementara itu, target penerbitan SBN justru turun, dari semula sebesar Rp 666,4 triliun menjadi Rp 451,9 triliun. Pinjaman tersebut terdiri dari pinjaman dalam negeri yang semula ditargetkan sekitar Rp 600 miliar, kini naik menjadi Rp 20,1 triliun. Kemudian, pinjaman luar negeri sebelumnya ditargetkan Ro 17,7 triliun kini naik menjadi Rp 81,2 triliun.