Pemerintah Prioritaskan Suplai Gas untuk Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah memprioritaskan suplai gas produksi dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Sebagai informasi, pada Senin (31/7) pemerintah menggelar rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta mengenai strategi besar pemerintah terkait gas bumi.

"Tentu saja kita harus memprioritaskan suplai gas yang kita produksi itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri lebih dahulu dan kemudian juga memastikan bahwa operasionalnya itu efisien sehingga kita bisa mendapatkan gas yang kompetitif untuk bisa mendukung berkembangnya industri-industri dalam negeri," ujar Arifin di Komplek Istana Kepresidenan, Senin (31/7).


Baca Juga: Energi Mega Persada (ENRG) Akuisisi Dua Blok Migas Pertamina di Riau

Untuk itu, pemerintah terus berupaya untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi gas secara besar, serta memanfaatkan potensi-potensi yang ada di dalam negeri. 

Dengan langkah tersebut diharapkan dapat menjaga suplai gas untuk industri-industri dalam negeri.

Meskipun demikian, Arifin mengatakan pemerintah tidak melarang ekspor komoditas gas. Menurutnya, kelebihan produksi di dalam negeri harus bisa dimanfaatkan sebagai pendapatan untuk pemerintah.

"Jadi memang kalau kita produksinya banyak, di dalam negeri itu belum mampu menyerap, nah ini kan harus bisa kita manfaatkan sebagai pendapatan untuk pemerintah," imbuhnya.

Lebih lanjut, Arifin menjelaskan saat ini pasokan gas di dalam negeri masih mencukupi. Dari seluruh produksi gas dalam negeri, 67% telah dipakai di dalam negeri.

"Nah, sisanya yang belum terserap inilah yang kita lakukan penjualan komersial, antara lain diekspor dalam bentuk LNG maupun gas pipa," ungkapnya.

Baca Juga: Kinerja PGAS Diramal Bisa Meningkat pada Semester II, Cek Rekomendasi Sahamnya

Ia menyampaikan, Presiden Jokowi juga memberikan arahan agar jajarannya melakukan evaluasi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi gas. 

Dengan demikian, diharapkan harga gas tersebut sesuai dengan biaya produksinya dan tetap kompetitif.

"Kita ingin juga menjadi negara yang kompetitif, terutama dengan kawasan-kawasan, negara-negara di ASEAN," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi