Pemerintah proyeksikan pertumbuhan ekonomi RI di 2022 capai 5,8%, ini kata ekonom



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada di rentang pertumbuhan 5,2% hingga 5,8% year on year (yoy). 

Sri Mulyani menyebut, syarat agar ekonomi melesat pada 2022 apabila reformasi struktural yang mencakup human capital, physical capital, reformasi birokrasi dan regulasi dan reformasi fundamental benar-benar berlangsung dengan baik dan tanpa kendala.

Hal tersebut juga dibarengi dengan keberhasilan dalam mengendalikan kasus Covid-19 dan pemercepatan program vaksinasi. Menanggapi proyeksi tersebut, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan mungkin saja range forecast tersebut dapat tercapai.  


Menurut Faisal, akselerasi pemulihan ekonomi telah berlangsung di tahun ini dengan motor penggerak melalui kebijakan dan reformasi dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, termasuk dengan berdirinya Indonesia Investment Auotority (INA) yang tentunya akan mampu menaikkan investasi. Dus, mendongkrak pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: Dongkrak ekonomi, Menteri Investasi bakal dorong hilirisasi

Sementara, perbaikan ekonomi global masih akan terus berlangsung di 2022 seiring dengan vaksinasi global yang diharapkan semakin meningkat ke depannya. Faisal menilai tentunya hal ini menjadi peluang untuk ekspor Indonesia.  

Namun Indonesia harus sukses dalam mengendalikan kasus harian dan mampu menyelesaikan program vaksinasi sesuai agenda sehingga menciptakan herd immunity.  Setali tiga uang dapat meningkatkan tingkat permintaan karena akan dibarengi dengan pelonggaran pembatasan aktivitas yang berujung pada naiknya mobilitas masyarakat. 

Kendati begitu, Faisal mencermati beberapa sentimen negatif masih membayang-bayangi pertumbuhan ekonomi pada 2022. Menurutnya, adanya ketidakpastian terkait Covid-19 yang bisa saja tiba-tiba terjadi lonjakan kasus atau muncul dan menyebarnya varian virus baru, sementara tidak dapat diatasi oleh vaksin yg saat ini sudah tersedia maka akan menjadi hambatan ekonomi. 

Baca Juga: Anggaran Rp 182 triliun mengendap di bank daerah, Jokowi: Ini uang sangat guede

Editor: Noverius Laoli