JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya memutuskan perpanjangan kontrak blok West Madura Offshore plus operatornya. Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh memutuskan untuk menyerahkan 80% saham di blok migas West Madura kepada PT Pertamina (Persero). Sedangkan 20% sisanya diserahkan ke Kodeco Energy Co Ltd. Sementara, China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) mundur dari kongsi, sedangkan Sinergindo dan Pure Links dicoret dari daftar. Perpanjangan kontrak ini mulai berlaku 7 Mei 2011 dengan jangka waktu 20 tahun yakni periode 2011-2031 dengan investasi sebesar US$ 1 miliar.Staf Ahli Menteri Bidang Investasi dan Produksi Kementerian ESDM Kardaya Warnika mengatakan, penyerahan operator di blok migas West Madura kepada PT Pertamina didasarkan pada keinginan pemerintah dalam meningkatkan partisipasi pihak nasional dalam mengelola blok migas West Madura. Selain itu, pertamina juga sudah dikenal sebagai pengelola minyak yang memiliki kredibilitas yang tinggi. "Pemerintah menunjuk pertamina sebagai operator karena kami yakin Pertamina sanggup," ujar Kardaya, Kamis (5/5).Menurut Kardaya, perpanjangan kontrak telah ditandangani oleh semua pihak yang terkait dalam pengelolaan blok West Madura dalam rangka menghindari kekosongan dan ketidakpastian pengelolaan blok West madura. Meskipun demikian, pemerintah akan terus memantau perkembangan pengelolaan ini. Kalau kinerja opertoar yang dipilih ini jelek, maka pemerintah dengan tegas memutuskan kontrak dengan mereka. "Kami ingin, blok ini langsung berporduksi," imbuh Kardaya.Kardaya menjelaskan, perpanjangan kontrak ini bersifat extended & restricted, yakni perpanjangan dan keterbatasan. Artinya, pada penandangan kontrak ini, pemerintah memperpanjang kontrak dengan dua perusahaan lama yang sudah beroperasi, sekaligus mengubah sejumlah kebijakan. Di mana pemerintah memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam menentukan sejumlah kebijakan dalam pengoperasian blok West Madura ini."Saat ini produksi blok West Madura sebesar 13.000 barel per hari (bph), dengan dipercayainya pertamina menjadi operator, maka pemerintah mengnargetkan West Madura sanggup berproduksi 30.000 hingga 40.000 bph," papar Kardaya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah Putuskan Pertamina Sebagai Operator Blok West Madura
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya memutuskan perpanjangan kontrak blok West Madura Offshore plus operatornya. Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh memutuskan untuk menyerahkan 80% saham di blok migas West Madura kepada PT Pertamina (Persero). Sedangkan 20% sisanya diserahkan ke Kodeco Energy Co Ltd. Sementara, China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) mundur dari kongsi, sedangkan Sinergindo dan Pure Links dicoret dari daftar. Perpanjangan kontrak ini mulai berlaku 7 Mei 2011 dengan jangka waktu 20 tahun yakni periode 2011-2031 dengan investasi sebesar US$ 1 miliar.Staf Ahli Menteri Bidang Investasi dan Produksi Kementerian ESDM Kardaya Warnika mengatakan, penyerahan operator di blok migas West Madura kepada PT Pertamina didasarkan pada keinginan pemerintah dalam meningkatkan partisipasi pihak nasional dalam mengelola blok migas West Madura. Selain itu, pertamina juga sudah dikenal sebagai pengelola minyak yang memiliki kredibilitas yang tinggi. "Pemerintah menunjuk pertamina sebagai operator karena kami yakin Pertamina sanggup," ujar Kardaya, Kamis (5/5).Menurut Kardaya, perpanjangan kontrak telah ditandangani oleh semua pihak yang terkait dalam pengelolaan blok West Madura dalam rangka menghindari kekosongan dan ketidakpastian pengelolaan blok West madura. Meskipun demikian, pemerintah akan terus memantau perkembangan pengelolaan ini. Kalau kinerja opertoar yang dipilih ini jelek, maka pemerintah dengan tegas memutuskan kontrak dengan mereka. "Kami ingin, blok ini langsung berporduksi," imbuh Kardaya.Kardaya menjelaskan, perpanjangan kontrak ini bersifat extended & restricted, yakni perpanjangan dan keterbatasan. Artinya, pada penandangan kontrak ini, pemerintah memperpanjang kontrak dengan dua perusahaan lama yang sudah beroperasi, sekaligus mengubah sejumlah kebijakan. Di mana pemerintah memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam menentukan sejumlah kebijakan dalam pengoperasian blok West Madura ini."Saat ini produksi blok West Madura sebesar 13.000 barel per hari (bph), dengan dipercayainya pertamina menjadi operator, maka pemerintah mengnargetkan West Madura sanggup berproduksi 30.000 hingga 40.000 bph," papar Kardaya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News