KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia resmi melakukan inbreng saham PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (
SMBR) ke dalam PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (
SMGR) atau SIG. Langkah ini merupakan kelanjutan program integrasi BUMN sub klaster semen melalui proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Pemerintah melakukan inbreng dengan mengalihkan saham Negara Republik Indonesia sejumlah 7.499.999.999 saham Seri B atau mewakili 75,51% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh Semen Baturaja ke dalam saham SIG. Nilai seluruhnya mencapai Rp 2,84 triliun.
Penandatangan akta inbreng dilakukan oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama SIG Donny Arsal, pada Senin (19/12).
Baca Juga: Bisa Lebih Untung, Semen Indonesia (SMGR) Caplok Semen Baturaja (SMBR) Transaksi inbreng saham ini tidak mengubah porsi kepemilikan Negara Republik Indonesia atas saham pengendali di SIG. Negara juga tetap memiliki 1 saham Seri A Dwiwarna di Semen Baturaja. Menurut Donny Arsal, integrasi Semen Baturaja ke SIG merupakan langkah besar untuk memperkuat posisi BUMN sub klaster semen dalam menghadapi tantangan pasar yang kompetitif. Donny bilang, SIG mampu menciptakan nilai atas sinergi dari berbagai entitas di dalam grup, sehingga menjadi competitive advantage dalam persaingan di industri semen.
"Semen Baturaja adalah kekuatan di Sumatera Bagian Selatan. Integrasi ke SIG memiliki potensi sinergi yang sangat besar untuk mendukung posisi dan melengkapi footprint BUMN sub klaster semen. Khususnya di wilayah Sumatera yang merupakan pasar domestik terbesar kedua," terang Donny lewat keterangan tertulis, Senin (19/12).
Baca Juga: Begini Prospek dan Rekomendasi Saham SMGR yang Akan Menggelar Rights Issue Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, integrasi ini merupakan salah satu milestone penting dari rencana transformasi BUMN untuk streamlining dan clustering sub klaster semen. Sebagai sektor strategis, pemerintah ingin mendorong BUMN sub klaster semen sebagai pengggerak industri semen yang berkelanjutan.
Target itu akan dicapai melalui optimalisasi distribusi, pemasaran, dan efisiensi produksi yang terkoordinasi secara regional dan nasional.
Apalagi pada tahun depan, akan ada momentum realisasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) sebagai katalis infrastruktur dan properti, seta berkontribusi pada pemulihan ekonomi. "Kami berharap dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun, industri semen segera pulih melalui inovasi, optimalisasi dan efisiensi untuk mengatasi beban biaya, menjaga struktur biaya dan konsistensi EBITDA," tegas Kartika. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli