KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi menawarkan instrumen Savings Bond Ritel seri SBR004 pada Senin (20/8). Instrumen yang ditawarkan secara online tersebut ditujukan untuk memperdalam pasar keuangan sekaligus basis investor ritel Indonesia. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman mengatakan, kepemilikan investor ritel dalam Surat Berharga Negara (SBN) saat ini tak lebih dari 5%. Maka dari itu pihaknya terus mengupayakan penerbitan instrumen-instrumen surat utang yang dapat mengakomodasi kebutuhan investor ritel. "SBR ini menjadi satu dari empat instrumen yang diandalkan pemerintah selain ORI, Sukri, dan Sukuk Tabungan," katanya, Senin (20/8) di Bursa Efek Indonesia. Lebih lanjut, dalam penawaran SBR004, pemerintah memasang target indikatif sebesar Rp 1 triliun. Jumlah ini sama dengan target SBR003 yang ditawarkan pada Mei lalu. Namun, tidak menutup kemungkinan target tersebut bertambah bergantung pada minat investor terhadap SBR004.
Pemerintah resmi membuka masa penawaran SBR004
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi menawarkan instrumen Savings Bond Ritel seri SBR004 pada Senin (20/8). Instrumen yang ditawarkan secara online tersebut ditujukan untuk memperdalam pasar keuangan sekaligus basis investor ritel Indonesia. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman mengatakan, kepemilikan investor ritel dalam Surat Berharga Negara (SBN) saat ini tak lebih dari 5%. Maka dari itu pihaknya terus mengupayakan penerbitan instrumen-instrumen surat utang yang dapat mengakomodasi kebutuhan investor ritel. "SBR ini menjadi satu dari empat instrumen yang diandalkan pemerintah selain ORI, Sukri, dan Sukuk Tabungan," katanya, Senin (20/8) di Bursa Efek Indonesia. Lebih lanjut, dalam penawaran SBR004, pemerintah memasang target indikatif sebesar Rp 1 triliun. Jumlah ini sama dengan target SBR003 yang ditawarkan pada Mei lalu. Namun, tidak menutup kemungkinan target tersebut bertambah bergantung pada minat investor terhadap SBR004.