KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka menciptakan iklim usaha yang lebih baik guna mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah telah meresmikan Batam Logistic Ecosystem (BLE), Kamis (18/3). Peresmian BLE merupakan wujud kolaborasi dan sinergi antara Kementerian/Lembaga (K/L), pemerintah daerah, dan
private sector dalam membangun suatu ekosistem logistik yang lebih baik. Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan sebagai upaya perbaikan, penyederhanaan proses bisnis, penataan infrastruktur logistik, dan harmonisasi kebijakan fasilitasi dalam suatu ekosistem logistik BLE, dibutuhkan kolaborasi baik antar K/L dan pemerintah daerah maupun dunia bisnis.
Baca Juga: Penerimaan pajak hingga Februari 2021 mencapai 144,93 triliun "Kolaborasi antara K/L serta dunia bisnis menjadi sangat penting, dan ini perlu kita rintis. Sistem yang sedang dibangun ini adalah platform untuk kolaborasi," kata Menkeu dalam sambutannya. Kamis (18/3). BLE sendiri merupakan bagian dari NLE (
National Logistics Ecosystem). BLE yang berusaha menghubungkan sektor
supply dan
demand merupakan salah satu perwujudan upaya peningkatan kolaborasi dan sinergi antar kementerian dan lembaga yang tidak hanya berfokus pada kolaborasi sistem antar pemerintahan (B2G2G), tetapi juga antar pemerintahan dan bisnis, serta antar bisnis (G2B2B). Beberapa layanan yang sudah dapat dimanfaatkan di dalam BLE saat ini adalah layanan pemesanan kapal, layanan pemesanan
trucking sampai dengan proses pembayarannya. Pelayanan ini tentu akan tumbuh dan berkembang ke depanya dengan menambah layanan-layanan baru seperti
warehouse, depo, dan lainnya. Pengimplementasian BLE akan menciptakan efisiensi, transparansi dan peningkatan kualitas layanan melalui kompetisi yang sehat, menggiring
behavior customer proses bisnis logistik untuk masuk ke era digital serta mempercepat proses logistik di Batam. Sehingga harapannya akan mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh pengguna jasa dalam layanan
Ship to Ship/Floating Storage Unit. “Presiden selalu menekankan kepada kita semua, negara sekarang bukan yang kuat yang akan memenangkan persaingan, bukan yang besar yang memenangkan persaingan, tetapi yang cepat yang memenangkan persaingan.
This is what the speed all about. Kecepatan menjadi sangat penting," ujar Menkeu.
Baca Juga: OECD proyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,4% pada 2022 Tidak berhenti di penataan logistik, kolaborasi juga dilakukan dalam upaya untuk menertibkan penyelundupan di Selat Malaka, Pesisir Timur, dan Batam. Penertiban ini sejalan dengan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang dikoordinasikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beserta seluruh Aparat Penegak Hukum terkait di wilayah yang rawan penyelundupan karena berdekatan dengan negara tetangga. “Saya tentu berharap bahwa seluruh aparat penegak hukum, KPK dan di bawah seluruh kewenangan atau koordinasi Pak Mahfud untuk bisa ikut bersama-sama memahami keseluruhan ekosistem sehingga kita tidak merancukan antara yang legal dan ilegal yang kemudian menyebabkan yang legal jadi tidak mudah sementara yang ilegal malah tidak bisa kita tangani”, terang Menkeu. Sebagai penutup, Menkeu mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengawal implementasi dari program-program ini agar berjalan dengan baik sehingga dapat menyediakan iklim usaha yang lebih baik guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi