Pemerintah revisi target ekspor 2014



JAKARTA. Pemerintah mulai was-was melihat realisasi neraca perdagangan yang hingga bulan Agustus 2014, sudah defisit sebesar US$ 1,41 miliar. Untuk itu, pemerintah menurunkan target ekspor tahun 2014 sebesar 3% hingga 5% dari target awal. Sebelumnya, target ekspor tahun 2014 yang dipatok pemerintah sebesar US$ 190 miliar, atau tumbuh 4,1% dari realisasi ekspor tahun 2013. Menteri perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, nilai ekspor diperkirakan lebih rendah karena turunnya harga komoditas. Beberapa harga komoditas yang mengalami penurunan itu diantaranya adalah batubara, yang menciut sampai 7%. Begitupun dengan harga Crude Palm Oil (CPO) yang turun dari US$ 970 di pada bulan Februari menjadi hanya US$ 726 kemarin. "Ini sudah saya laporkan kepada menteri koordinator bidang perekonomian," ujar Lutfi, Kamis (2/10).

Terkait hal tersebut, pemerintah sudah menyiapkan beberapa langkah agar penurunan nilai ekspor tidak terlalu dalam. Langkah pertama adalah Lutfi akan berkoordinasi dengan kementerian Energi dan Sumber daya Mineral(ESDM). Lutfi meminta ESDM agar program substitusi biodiesel sebesar 10% berjalan efektif. Supaya program ini lancar, Ia juga akan meminta bantuan PT Pertamina. Hal itu dilakukan supaya demand atas CPO meningkat, dan diharapkan mendongkrak harganya. Sebagai catatan, pada bulan Agustus nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 14,48 miliar, yang terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 2,6 miliar, dan ekspor nonmigas US$ 11,88 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan