Pemerintah revisi target pertumbuhan tahun ini



JAKARTA. Perlambatan ekonomi global yang terus berlanjut membuat pemerintah merevisi target pertumbuhan ekonominya. Pemerintah mengakui, target pertumbuhan ekonomi 6,8% tahun ini sangat sulit untuk dicapai di tengah kondisi global yang masih buruk. Sejalan dengan Bank Indonesia (BI), pemerintah juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan ada di kisaran 6,5%. Menteri Keuangan Agus Martowardojo menuturkan, semula pemerintah mengharapkan kontribusi investasi tahun ini bisa lebih besar ketimbang konsumsi domestik dalam menyokong pertumbuhan ekonomi. Namun, rupanya sejak akhir tahun lalu pemerintah juga telah melihat perlambatan pertumbuhan investasi. Makanya, "Kami terus melakukan monitoring yang terbaik untuk mencapai  target pertumbuhan tahun ini. Tapi kelihatannya (realisasi pertumbuhan ekonomi) akan lebih rendah dari 6,8%," ujarnya Kamis malam (11/4). Agus menambahkan, pemerintah kemungkinan akan mengubah target pertumbuhan ekonomi ke kisaran 6,5% di tahun ini. Hanya saja, ia masih enggan kapan pemerintah akan secara resmi mengajukan perubahan target pertumbuhan ekonomi. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa juga menuturkan, meski target pertumbuhan ekonomi 6,8% bakal sulit tercapai, namun ia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih bisa di atas 6%. Kisarannya antara 6,3% - 6,6%, mungkin akan ada pada 6,5%," katanya Jumat (12/4). Kemarin, Bank Indonesia juga merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Semula, BI memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini bakal tumbuh 6,3% - 6,8%, namun karena pemulihan ekonomi global tak seoptimis perkiraan sebelumnya maka BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 6,2% - 6,6%. Gubernur BI Darmin Nasution menuturkan perekonomian global masih dibayangi ketidakpastian. Pertumbuhan Amerika Serikat diperkirakan masih akan tertahan akibat masalah fiskal, meski kegiatan produksi dan konsumsi mulai membaik. "Resesi ekonomi Eropa masih berlanjut karena lambatnya implementasi program austerity di beberapa negara. Di sisi lain,  harga komoditas dunia juga masih cenderung menurun," ungkap Darmin. Deputi Gubernur BI Hartadi A.Sarwono menambahkan, revisi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebenarnya revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini merupakan penyesuaian positif dari perekonomian Indonesia secara keseluruhan tanpa ada kebijakan khusus. Namun, revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia tak terlalu dalam karena tertopang oleh pemilu. Menurutnya, sumbangan Pemilu terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sekitar 0,1% - 0,15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Amal Ihsan