KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sudah mulai mencari sumber pembiayaan untuk anggaran tahun 2025. Jelang akhir tahun 2024 ini, pemerintah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) atau sukuk global senilai US$ 2,75 miliar. Penerbitan surat utang ini merupakan
prefunding atau pendanaan yang akan digunakan untuk anggaran awal 2025.
Baca Juga: Menteri Ara Usulkan Tambahan Anggaran Rp 48,5 Triliun untuk Program 3 Juta Rumah Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan bahwa
prefunding bertujuan untuk memastikan ketersediaan likuiditas pada awal tahun anggaran, sehingga pelaksanaan program dapat berjalan lancar tanpa kendala pendanaan. "Dana sebesar US$ 2,75 miliar dari penerbitan sukuk global ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk melakukan prefunding pembiayaan APBN tahun 2025," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (20/11). Berdasarkan APBN 2025, total pembiayaan utang yang direncanakan untuk menutup defisit APBN tahun 2025 adalah Rp 869,2 triliun (sekitar US$ 54,8 miliar dengan asumsi kurs Rp 15.850 per dolar AS). Josua menyebut, kebutuhan pembiayaan awal tahun biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja yang mendesak seperti pembayaran bunga utang, transfer daerah, dan belanja pemerintah pusat.
Baca Juga: Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Pemerintah akan Berbagi Beban dengan Pemda Lebih lanjut, kebutuhan belanja kompensasi harga BBM dan listrik, program Kartu Prakerja dan program stabilitas harga pangan dan belanja mendesak lainnya.
Di sisi yang lain, prefunding tersebut juga dapat ditujukan untuk pendanaan proyek Kerjasam Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan infrastruktur, transfer ke daerah dan terakhir pembayaran manfaat pensiun dan jaminan sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli