Pemerintah rutin lakukan culling, prospek Charoen Pokphand (CPIN) tahun ini menarik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tak luput memberikan dampak negatif terhadap kinerja PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Analis memperkirakan, kinerja CPIN pada tahun lalu masih akan tertekan.

Analis Samuel Sekuritas Nasrullah Putra Sulaeman mengatakan, tertekannya kinerja CPIN tidak terlepas dari permintaan yang terganggu sepanjang tahun lalu akibat pandemi Covid-19.

Ditambah lagi, harga Day Old Chicken dan broiler bergerak fluktuatif pada tahun lalu. Walau demikian, Nasrullah meyakini, tertekannya kinerja CPIN tidak akan sebesar penurunan di pemain poultry lainnya.


“Kami masih memproyeksikan penurunan penjualan sekitar -2.6% (cenderung flat) secara year on year (yoy), sedangkan untuk laba bersih kami perkirakan akan terkoreksi -48.8% yoy, menjadi sekitar Rp 1,8 triliun. Hal ini dikarenakan CPIN memiliki pangsa pasar terbesar, sehingga cenderung lebih resilient dibanding emiten poultry lainnya,” ungkap Nasrullah ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (13/4).

Baca Juga: Kinerja Malindo Feedmill sepanjang tahun 2020 menurun, ini penyebabnya

Sementara pada tahun ini, Nasrullah menyebut setidaknya terdapat dua sentimen yang bisa memberi dampak terhadap kinerja CPIN. Pertama adalah mulai pulihnya permintaan dari sektor hotel, restoran, dan cafe seiring dengan mulai kembali berjalannya aktivitas ekonomi.

Kedua, stabilnya average selling price (ASP) seiring upaya pemerintah yang terus menjaga harga broiler dan DOC. Hal ini bisa terlihat dari instruksi culling yang rutin dilakukan setiap bulan selama tahun ini.

Nasrullah menambahkan, CPIN berpotensi mendapatkan sentimen positif dari upaya mereka yang menyasar pangsa ekspor. Asal tahu saja, baru-baru ini CPIN telah mengekspor produk makanan olahan berbasis daging ayam ke Qatar dan Jepang.

“Kami melihat untuk dampak ekspor ini sepertinya tidak akan materil, karena secara keseluruhan kontribusi ekspor kepada total penjualan di bawah 1%. Namun ekspor memang membuka peluang pasar baru, sehingga bisa jadi sentimen positif,” imbuh Nasrullah.

Nasrullah menyebut, risiko yang membayangi CPIN pada tahun ini adalah jika pemulihan ekonomi tidak berjalan sesuai ekspektasi yang berdampak membuat permintaan daging ayam yang tidak sesuai ekspektasi. Selain itu, termasuk instruksi culling apabila tidak terealisasi dengan baik.

Pada tahun ini, Nasrullah memproyeksikan CPIN akan mengantongi pendapatan sebesar Rp 65 triliun dengan laba bersih menyentuh Rp 4,2 triliun. Ia pun memberikan rekomendasi hold dengan target harga Rp 7.300 per saham.

Selanjutnya: Harga saham melesat, bagaimana rekomendasi untuk saham-saham emiten poultry?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli