Pemerintah segera pungut cukai plastik tahun depan, ini kata emiten produsen plastik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembahasan mengenai cukai plastik masih terus berlanjut. Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC), Kementerian Keuangan tengah dalam tahap pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menerapkan cukai terhadap kantong plastik.

Dalam catatan Kontan.co.id, seluruh jenis plastik bakal dikenakan cukai paling cepat tahun depan. Aturan ini berkembang dari rencana awal yang hanya mengenakan cukai terhadap kantong plastik. Nantinya, cukai plastik juga akan berjalan pararel dengan pengenaan cukai seluruh jenis plastik,termasuk plastik kemasan makanan dan minuman.

Sejumlah emiten produsen plastik pun angkat bicara. Direktur PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) Lukman Hakim mengatakan, pihaknya akan mengikuti kebijakan ini jika memang kebijakan ini jadi diterapkan pada 2021. Toh, Lukman masih pede kebijakan cukai ini tidak akan mengurangi level kompetitif PBID karena beleid tersebut akan berlaku secara umum .


“Kami percaya pemerintah akan mempertimbangkan kondisi ekonomi dalam menerapkan hal ini,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id. Sebab, industri kemasan plastik adalah industri padat karya yang  berperan penting dalam mendukung sektor makanan minuman (mamin) serta kegiatan di pasar tradisional dan sektor usaha kecil menengah (UKM)

Baca Juga: Pelarangan plastik sekali pakai tidak selesaikan masalah sampah di Indonesia

Meski demikian, Lukman masih belum membeberkan skema detail kenaikan harga produk plastik, jka memang aturan ini diterapkan tahun depan. Hanya saja, Lukman masih optimis permintaan plastik akan tetap eksis. Sebab, kemasan plastik dinilai masih memiliki keunggulan dibandingkan kemasan lainnya, yakni dari segi kepraktisan, kemudahan didapat, harga yang lebih ekonomis, dan belum ada  produk subtitusi yang lebih ekonomis dibanding plastik saat ini.

Sejumlah strategi pun dilakukan PBID untuk bertahan di tengah pandemi, seperti melakukan diversifikasi produk seperti plastik food grade, kertas nasi, dus kue, food pack, dan lainnya. PBID juga mencuil peluang dari pasar pesan antar makanan (online food delivery), yakni dengan meningkatkan kemasan segmen online food delivery yang menggunakan packaging.

PBID juga  memperluas pangsa pasar dan jangkauan distribusi serta meningkatkan efisiensi biaya.  Sehingga, PBID masih optimis pertumbuhan penjualan pada kuartal ketiga akan tumbuh 10% dibanding kuartal kedua 2020.

Baca Juga: Pembahasan cukai plastik masih terus berlanjut

Hal senada juga dilontarkan oleh Antonius Muhartoyo, Presiden Direktur PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR), yang mengaku belum mendengar lebih lanjut mengenai aturan ini. Memang, Antonius bilang aturan cukai plastik ini sudah lama diwacanakan.

Meski tidak mengatakan secara spesifik, IGAR  mengakui selama pandemi ini permintaan kemasan vitamin mengalami peningkatan. Alhasil, IGAR masih optimis dengan target kinerja yang dibuat semula, yakni penjualan ditargetkan tumbuh 15% dan laba bersih tumbuh 7% secara tahunan. “Pertumbuhan belum mencapai 15%, tetapi profitnya sudah tercapai sesuai budget,” ujar Antonius.

Baca Juga: Penerimaan cukai baru 56% dari target, ini tiga objek yang berpeluang kerek cukai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati