JAKARTA. Pemerintah serap lelang sukuk melebihi target indikatif. Meski strategi front loading sudah usai, analis memprediksi pemerintah tetap mengebut penerbitan Surat Utang Negara (SUN) guna menghindari risiko kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Fed fund rate). Mengutip pengumuman resmi Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total permintaan yang masuk pada lelang sukuk, Selasa (30/6), mencapai Rp 3,87 triliun. Nilai ini turun 13,3% dibanding lelang sukuk sebelumnya. Adapun nominal yang dimenangkan pemerintah pada lelang kali ini sebesar Rp 2,165 triliun, melebihi target indikatifnya yang sebesar Rp 2 triliun. Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga mengatakan turunnya total permintaan pada lelang sukuk kali ini bukan disebabkan oleh kondisi makro ekonomi domestik maupun global. Ia menduga investor sudah menempatkan dana terlebih dahulu pada lelang SUN valas domestik sehari sebelumnya. “Sehingga likuiditas investor sedang berkurang,” ujarnya. Namun uniknya, menurut Desmon, yield yang dimenangkan pemerintah relatif tinggi. Seperti yield rata-rata tertimbang seri PBS006 (tenor 5 tahun) yang mencapai 8,52%. Nilai tersebut 27 basis poin di atas kupon awal seri ini. Desmon melanjutkan, meski cost of fund penerbitan naik, pemerintah tetap memenangkannya lantaran di satu sisi pemerintah juga sedang mengejar penerbitan SUN untuk menghindari risiko Fed fund rate. “Semakin terlihat saat total yang dimenangkan melebihi target indikatif,” tambah Desmon. Pemerintah melelang 4 seri sukuk pada Selasa (30/6) yakni SPN-S15012016 (tenor 6 bulan), PBS006 (tenor 5 tahun), PBS007 (tenor 15 tahun) dan PBS008 (tenor 1 tahun). Seluruh seri dimenangkan pemerintah kecuali PBS007. Seri PBS008 menjadi seri yang paling banyak dimenangkan pemerintah yakni sebesar Rp 1,34 triliun. Di peringkat kedua dan ketiga yaitu SPN-S15012016 dan PBS006 yang masing-masing sebesar Rp 530 miliar dan Rp 295 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah serap lelang sukuk melebihi target
JAKARTA. Pemerintah serap lelang sukuk melebihi target indikatif. Meski strategi front loading sudah usai, analis memprediksi pemerintah tetap mengebut penerbitan Surat Utang Negara (SUN) guna menghindari risiko kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Fed fund rate). Mengutip pengumuman resmi Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total permintaan yang masuk pada lelang sukuk, Selasa (30/6), mencapai Rp 3,87 triliun. Nilai ini turun 13,3% dibanding lelang sukuk sebelumnya. Adapun nominal yang dimenangkan pemerintah pada lelang kali ini sebesar Rp 2,165 triliun, melebihi target indikatifnya yang sebesar Rp 2 triliun. Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga mengatakan turunnya total permintaan pada lelang sukuk kali ini bukan disebabkan oleh kondisi makro ekonomi domestik maupun global. Ia menduga investor sudah menempatkan dana terlebih dahulu pada lelang SUN valas domestik sehari sebelumnya. “Sehingga likuiditas investor sedang berkurang,” ujarnya. Namun uniknya, menurut Desmon, yield yang dimenangkan pemerintah relatif tinggi. Seperti yield rata-rata tertimbang seri PBS006 (tenor 5 tahun) yang mencapai 8,52%. Nilai tersebut 27 basis poin di atas kupon awal seri ini. Desmon melanjutkan, meski cost of fund penerbitan naik, pemerintah tetap memenangkannya lantaran di satu sisi pemerintah juga sedang mengejar penerbitan SUN untuk menghindari risiko Fed fund rate. “Semakin terlihat saat total yang dimenangkan melebihi target indikatif,” tambah Desmon. Pemerintah melelang 4 seri sukuk pada Selasa (30/6) yakni SPN-S15012016 (tenor 6 bulan), PBS006 (tenor 5 tahun), PBS007 (tenor 15 tahun) dan PBS008 (tenor 1 tahun). Seluruh seri dimenangkan pemerintah kecuali PBS007. Seri PBS008 menjadi seri yang paling banyak dimenangkan pemerintah yakni sebesar Rp 1,34 triliun. Di peringkat kedua dan ketiga yaitu SPN-S15012016 dan PBS006 yang masing-masing sebesar Rp 530 miliar dan Rp 295 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News