JAKARTA. Pemerintah menyerap lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara sebesar Rp 670 miliar. Nilai ini kurang dari separuh dari target indikatif pemerintah atau setara 44,6%. Padahal, total penawaran yang masuk dari peserta lelang mencapai Rp 3,05 triliun.Dari empat seri yang dilelang, pemerintah hanya memenangkan dua seri yakni PBS003 (tenor 13 tahun) dan PBS005 (tenor 29 tahun). Masing-masing nominal yang dimenangkan seri tersebut sebesar Rp 190 miliar dan Rp 490 miliar. Sedangkan dua seri lainnya yang tidak dimenangkan pemerintah yakni SPN-S07112014 yang total penawarannya mencapai Rp 2,23 triliun dan seri PBS006 yang jumlah penawarannya sejumlah Rp 107 miliar.Global Markets-Financial Analyst Manager PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Anup Kumar mengatakan minimnya nominal yang dimenangkan pemerintah pada lelang sukuk kemarin terbilang wajar. Sebab, Kumar mengatakan pemerintah masih bisa mengadakan lelang obligasi konvensional sebanyak tiga kali dan lelang sukuk dua kali pada sisa kuartal II ini.“Target penerbitan surat utang pada kuartal II sebanyak Rp 66 triliun. Sedangkan pemerintah sudah menerbitkan sebanyak Rp 40,5 triliun atau setara 61,3% dari target. Pemerintah hanya kurang Rp 25,5 triliun,” ujar Kumar, Selasa (20/5).Di samping itu, permintaan tingkat yield pada SPN-S07112014 juga terbilang tinggi. Pada lelang ini, seri yield terendah yang diminta pada seri SPN-S07112014 sebesar 6,18% sedangkan tertinggi 7%. Padahal menurut hitungan Kumar, yield wajar seri dengan tenor 5 bulan ini di kisaran 6,038% sampai 6,04%.Selain itu, Kumar memprediksikan peminat lelang obligasi negara selanjutnya tetap tinggi. Ia bilang selama kuartal II ini, rata-rata total penawaran yang masuk pada lelang obligasi konvensional sekitar Rp 14 triliun dan lelang sukuk sebesar Rp 2,8 triliun.“Sehingga pemerintah masih optimistis, kekurangan penerbitan surat utang yang senilai Rp 25,5 triliun bisa dicapai dengan melihat total penawaran yang masuk pada tiap lelang,” ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah serap lelang sukuk Rp 670 miliar
JAKARTA. Pemerintah menyerap lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara sebesar Rp 670 miliar. Nilai ini kurang dari separuh dari target indikatif pemerintah atau setara 44,6%. Padahal, total penawaran yang masuk dari peserta lelang mencapai Rp 3,05 triliun.Dari empat seri yang dilelang, pemerintah hanya memenangkan dua seri yakni PBS003 (tenor 13 tahun) dan PBS005 (tenor 29 tahun). Masing-masing nominal yang dimenangkan seri tersebut sebesar Rp 190 miliar dan Rp 490 miliar. Sedangkan dua seri lainnya yang tidak dimenangkan pemerintah yakni SPN-S07112014 yang total penawarannya mencapai Rp 2,23 triliun dan seri PBS006 yang jumlah penawarannya sejumlah Rp 107 miliar.Global Markets-Financial Analyst Manager PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Anup Kumar mengatakan minimnya nominal yang dimenangkan pemerintah pada lelang sukuk kemarin terbilang wajar. Sebab, Kumar mengatakan pemerintah masih bisa mengadakan lelang obligasi konvensional sebanyak tiga kali dan lelang sukuk dua kali pada sisa kuartal II ini.“Target penerbitan surat utang pada kuartal II sebanyak Rp 66 triliun. Sedangkan pemerintah sudah menerbitkan sebanyak Rp 40,5 triliun atau setara 61,3% dari target. Pemerintah hanya kurang Rp 25,5 triliun,” ujar Kumar, Selasa (20/5).Di samping itu, permintaan tingkat yield pada SPN-S07112014 juga terbilang tinggi. Pada lelang ini, seri yield terendah yang diminta pada seri SPN-S07112014 sebesar 6,18% sedangkan tertinggi 7%. Padahal menurut hitungan Kumar, yield wajar seri dengan tenor 5 bulan ini di kisaran 6,038% sampai 6,04%.Selain itu, Kumar memprediksikan peminat lelang obligasi negara selanjutnya tetap tinggi. Ia bilang selama kuartal II ini, rata-rata total penawaran yang masuk pada lelang obligasi konvensional sekitar Rp 14 triliun dan lelang sukuk sebesar Rp 2,8 triliun.“Sehingga pemerintah masih optimistis, kekurangan penerbitan surat utang yang senilai Rp 25,5 triliun bisa dicapai dengan melihat total penawaran yang masuk pada tiap lelang,” ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News