Pemerintah siap guyur insentif untuk menarik minat investasi hulu migas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan peningkatan investasi di sektor hulu migas sebagai bagian pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19 yang terjadi dan menghantam industri sepanjang tahun lalu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Migas (ESDM) Arifin Tasrif pun mengungkapkan ada sejumlah insentif yang sudah dan sedang disiapkan pemerintah demi meningkatkan minat investasi di sektor hulu migas.

Arifin menjelaskan, saat ini ada sejumlah target yang hendak dicapai antara lain pemenuhan target produksi minyak 1 juta barel per hari (bopd) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd), serta pengurangan emisi karbon.


Arifin mengakui, target produksi minyak 1 juta barel merupakan salah satu yang sulit dicapai pada kondisi saat ini. Untuk itu sejumlah upaya eksplorasi memang terus dilakukan pemerintah disertai pemberian insentif yang diklaim lebih atraktif.

"Kita memiliki prospek yang memungkinkan untuk meningkatkan produksi minyak di tahun 2030, sementara untuk gas dari area eksisting masih memiliki cadangan yang signifikan untuk dikembangkan dikemudian hari," ujar Arifin dalam Sesi Diskusi Virtual pada Gelaran IPA Convex ke 45, Rabu (1/9).

Baca Juga: Target bauran EBT 23% pada 2025 diyakini bisa dipenuhi lewat implementasi PLTS

Arifin mengungkapkan, sejumlah insentif yang atraktif yang diperuntukkan baik untuk kontrak eksisting maupun kontrak bagi hasil baru yang tengah berproses lelang.

Adapun, untuk kontrak eksisting meliputi bagi hasil (split) yang lebih agresif untuk blok migas dengan skema kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) Cost Recovery. Untuk jenis insentif ini, tercatat Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menjadi KKKS pertama yang sudah menerimanya.

Selain itu, pemberian insentif meliputi insentif pajak penghasilan, besaran First Tranche Petroleum (FTP), perpanjangan PSC sejumlah blok migas dan terbukanya kemungkinan bagi KKKS dalam memilih jenis kontrak baik Gross Split maupun Cost Recovery.

Arifin memastikan, bagi hasil yang lebih agresif kini tengah diupayakan dapat diimplementasikan bagi blok migas dengan skema kontrak Gross Split."Bersama-sama dengan Kementerian Keuangan ini saat ini masih dalam finalisasi implementasi dan Pertamina Hulu Sanga Sanga akan menjadi penerima pertama dari insentif ini," tegas Arifin.

Sementara itu, insentif bagi blok migas baru yang akan dilelang meliputi fleksibilitas dalam memilih jenis kontrak, bagi hasil yang lebih agresif, ditiadakannya jumlah minimum untuk bonus tanda tangan serta penerapan harga Domestic Market Obligation (DMO) 100% untuk minyak dan pengurangan FTP.

Nantinya, diakhir tahun ini Kementerian ESDM menargetkan 5 area kerja migas dapat ditawarkan dengan mengadopsi insentif-insentif tersebut. Sementara itu, dukungan untuk perbaikan insentif juga disampaikan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. Suahasil mengungkapkan kordinasi dengan kementerian terkait terus dilakukan demi menemukan formula yang tepat.

"Kami akan usahakan ini terus berlanjut dan cari keseimbangan yang tepat dan memastikan Indonesia masih menjadi tempat tepat untuk investasi," kata Suahasil.

Suahasil melanjutkan, insentif lain yang diberikan yakni pengurangan besaran pajak penghasilan perusahaan yang saat ini dikenakan sebesar 22% akan turun menjadi 20% di tahun depan. Ia memastikan, keringanan pajak ini berlaku untuk semua perusahaan termasuk perusahaan migas.

Selanjutnya: Acara IPA Convex 2021 digelar, momentum peningkatan investasi hulu migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .