JAKARTA. Pemerintah menyatakan pinjaman dana dari China senilai US$ 360 juta untuk kelanjutan pembangunan proyek jalan tol Solo-Kertosono sudah disetujui. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Djoko Murjanto mengatakan saat ini tahap prakualifikasi untuk konstruksi proyek jalan tol ini sedang dilakukan. "Kami harapkan Desember sudah ada dana untuk uang muka dan Januari 2015 konstruksi fisik bisa dilakukan," kata Djoko akhir pekan lalu. Jalan tol Solo-Kertosono memiliki panjang 176,7 kilometer (km) dan dibagi dalam dua ruas yakni Solo-Ngawi sepanjang 90,1 km yang dioperasikan PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) dan Ngawi Kertosono sepanjang 86,6 km yang konsesinya dipegang PT Ngawi Kertosono Jaya. Kedua Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ini adalah milik PT Thiess Contractors Indonesia (TCI). Dari dua ruas tol tersebut, pemerintah mendapatkan porsi untuk membangun 40 km, dengan perincian 15 km di Solo-Ngawi dan 25 km di Ngawi-Kertosono dan sisanya menjadi tanggung jawab BUJT. Djoko mengatakan pembangunan fisik untuk 15 km sudah berlangsung dan telah mencapai 90%. Sementara, dana pinjaman China yang akan digunakan ini adalah untuk membangun 25 km di ruas Ngawi-Kertosono. "Pemerintah akan bangun 15 km di awal dan 25 km diakhir ruas tol ini," paparnya. Solo-Kertosono merupakan bagian dari jalan tol Trans Sumatera yang menghubungkan Banten-Surabaya. Sejauh ini PT SNJ telah mulai membangun ruas tol Solo-Ngawi sejak September tahun lalu dan hingga kini masih berlangsung, sedangkan untuk Ngawi-Kertosono masih dalam tahap pembebasan lahan. Proyek jalan tol Solo-Kertosono merupakan proyek infrastruktur dengan skema Public Private Partnership (PPP) atau Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Pembangunan 40 km lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan upaya agar membuat proyek ini layak secara finansial, karena tingkat pengembalian investor atau Financial Internal Rate Return (FIRR) proyek ini hanya 14%, padahal proyek jalan tol dianggap layak jika FIRR diatas 15%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah siap lanjutkan tol Solo-Kertosono
JAKARTA. Pemerintah menyatakan pinjaman dana dari China senilai US$ 360 juta untuk kelanjutan pembangunan proyek jalan tol Solo-Kertosono sudah disetujui. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Djoko Murjanto mengatakan saat ini tahap prakualifikasi untuk konstruksi proyek jalan tol ini sedang dilakukan. "Kami harapkan Desember sudah ada dana untuk uang muka dan Januari 2015 konstruksi fisik bisa dilakukan," kata Djoko akhir pekan lalu. Jalan tol Solo-Kertosono memiliki panjang 176,7 kilometer (km) dan dibagi dalam dua ruas yakni Solo-Ngawi sepanjang 90,1 km yang dioperasikan PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) dan Ngawi Kertosono sepanjang 86,6 km yang konsesinya dipegang PT Ngawi Kertosono Jaya. Kedua Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ini adalah milik PT Thiess Contractors Indonesia (TCI). Dari dua ruas tol tersebut, pemerintah mendapatkan porsi untuk membangun 40 km, dengan perincian 15 km di Solo-Ngawi dan 25 km di Ngawi-Kertosono dan sisanya menjadi tanggung jawab BUJT. Djoko mengatakan pembangunan fisik untuk 15 km sudah berlangsung dan telah mencapai 90%. Sementara, dana pinjaman China yang akan digunakan ini adalah untuk membangun 25 km di ruas Ngawi-Kertosono. "Pemerintah akan bangun 15 km di awal dan 25 km diakhir ruas tol ini," paparnya. Solo-Kertosono merupakan bagian dari jalan tol Trans Sumatera yang menghubungkan Banten-Surabaya. Sejauh ini PT SNJ telah mulai membangun ruas tol Solo-Ngawi sejak September tahun lalu dan hingga kini masih berlangsung, sedangkan untuk Ngawi-Kertosono masih dalam tahap pembebasan lahan. Proyek jalan tol Solo-Kertosono merupakan proyek infrastruktur dengan skema Public Private Partnership (PPP) atau Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Pembangunan 40 km lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan upaya agar membuat proyek ini layak secara finansial, karena tingkat pengembalian investor atau Financial Internal Rate Return (FIRR) proyek ini hanya 14%, padahal proyek jalan tol dianggap layak jika FIRR diatas 15%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News