KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan proyek hilirisasi batubara masih akan tetap berlanjut. Menteri ESDM Arifiin Tasrif mengungkapkan, mundurnya Air Products and Chemicals Inc dari sejumlah proyek hilirisasi batubara di Indonesia turut mempengaruhi rencana yang sudah ada. "Jadi ya ini harus kita mulai lagi lah, kita mulai dari awal," kata Arifin kepada awak media di Jakarta, Jumat (4/8).
Arifin menjelaskan, secara khusus untuk proyek Coal to Dimethyl Ether (DME) milik PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) yang sebelumnya bekerja sama dengan Air Products pun saat ini belum ada kelanjutan.
Baca Juga: Menteri ESDM: Divestasi Saham Vale Tinggal Finishing Meski demikian, pihaknya menegaskan proyek hilirisasi batubara tetap akan didorong ke depannya. "Tapi batubara ini
ya kan hidrokarbon,
nah ke depannya kalau bisa kita lakukan gasifikasi untuk menghasilkan gas sintesa yang bisa dimanfaatkan, (juga) idrogen juga untuk industri," jelas Arifin. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, para perusahaan anggota tetap berkomitmen untuk melaksanakan komitmen hilirisasi batubara. Menurutnya, peralihan ataupun penyesuaian proyek patut memperhatikan aspek keekonomian. "Aspek keekonomian juga perlu mempertimbangkan masalah pendanaan yang mana sudah semakin sulit mencari dukungan pendanaan (funding) untuk proyek-proyek berbasis batubara," jelas Hendra. Hendra melanjutkan, faktor teknologi juga punya peran penting sehingga proyek-proyek hilirisasi batubara tetap membutuhkan investor yang juga memiliki teknologi.
Baca Juga: Harga Batubara Berpotensi Melandai, RMK Energy (RMKE) Belum Revisi Target Kinerja Selain itu, permintaan produk dalam negeri juga menjadi salah satu kunci suksesnya rencana hilirisasi batubara. Kontan mencatat, Manajemen PT Bumi Resources Tbk (
BUMI) memastikan rencana bisnis untuk melakukan hilirisasi batubara tetap berjalan sesuai rencana. Ekspansi bisnis PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan dilakukan oleh dua anak usahanya. Untuk itu, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengungkapkan, pihaknya masih tetap menjalankan komitmen hilirisasi batubara sesuai perencanaan awal. Dileep yang dihubungi Kontan, Senin (24/7) bilang, rencananya Bumi Resources (BUMI) akan mengembangkan hilirisasi batubara untuk menghasilkan amonia. Target produksi kapasitas ini sebesar 600.000 ton batubara per tahun. Sementara itu, Head of Corporate Communication Adaro Energy (
ADRO) Febriati Nadira mengungkapkan, Adaro tetap menjalankan hilirisasi sesuai yang telah direncanakan.
Baca Juga: Semester I 2023, Angkutan Batubara KAI Capai 25 Juta Ton "Adaro berkomitmen mentransformasi bisnis menjadi perusahaan yang lebih berkelanjutan dengan menjalankan
green initiatives jangka panjang melalui pembangunan smelter aluminium untuk menangkap peluang pertumbuhan di ekonomi hijau," kata Febriati kepada Kontan. Febriati menjelaskan, proyek hilirisasi Adaro terdiri dari pembangunan smelter aluminium dengan estimasi
Commercial Operation Date (COD) tahap 500.000 ton pertama yang akan dicapai pada tahun 2025. Kontan mencatat, Adaro Indonesia memiliki rencana untuk Proyek Coal to Methanol/DME yang ditargetkan dapat mulai berproduksi pada 2026. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .