JAKARTA. Pemerintah menyiapkan tambahan utang untuk menambal pelebaran defisit anggaran negara tahun ini. Tambahan utang itu menjadi skenario perubahan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2016. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pelebaran defisit menjadi salah satu risiko fiskal pada tahun ini. Penyebabnya ialah penerimaan pajak yang rendah. Kemungkinan kecilnya penerimaan pajak tahun ini didasarkan pada capaian penerimaan pajak tahun lalu yang hanya Rp 1.060,8 triliun atau 82% dari target. Risiko pelebaran defisit semakin besar karena harga minyak mentah pada tahun ini masih rendah, sekitar US$ 30–US$ 31 per barel. Perkiraan tersebut lebih rendah dibanding dengan asumsi harga minyak dalam APBN 2016 sebesar US$ 50 per barel.
Pemerintah siap tambah utang Rp 27 triliun lagi
JAKARTA. Pemerintah menyiapkan tambahan utang untuk menambal pelebaran defisit anggaran negara tahun ini. Tambahan utang itu menjadi skenario perubahan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2016. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pelebaran defisit menjadi salah satu risiko fiskal pada tahun ini. Penyebabnya ialah penerimaan pajak yang rendah. Kemungkinan kecilnya penerimaan pajak tahun ini didasarkan pada capaian penerimaan pajak tahun lalu yang hanya Rp 1.060,8 triliun atau 82% dari target. Risiko pelebaran defisit semakin besar karena harga minyak mentah pada tahun ini masih rendah, sekitar US$ 30–US$ 31 per barel. Perkiraan tersebut lebih rendah dibanding dengan asumsi harga minyak dalam APBN 2016 sebesar US$ 50 per barel.