JAKARTA. Kabar gembira bagi investor ritel yang ingin membenamkan duit di instrumen surat utang. Pemerintah akan menerbitkan obligasi negara ritel (ORI) seri 011 pada Oktober mendatang. Perkiraan analis, obligasi ritel bertenor tiga tahun ini akan menawarkan kupon antara 7%-8,75%. Imbal hasil ini beti alias beda tispis dengan bunga deposito, yang menurut Pusat Informasi Pasar Uang rata-rata 7,11% (1 bulan) dan 6,8% (12 bulan). Kepala Sub-Direktorat Pengelolaan Portofolio SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Agung Galih Satwiko menjelaskan rencana penerbitan ORI teranyar ini dilakukan di bulan September atau Oktober nanti. Pemerintah menargetkan bisa menyerap Rp 20 triliun dari penerbitan ORI 011, relatif sama dengan ORI 010 yang sebesar Rp 20,21 triliun. "Meskipun tahun ini target surat berharga negara (SBN) naik, target penerbitan ORI tetap Rp 20 triliun. Kenaikan target SBN akan lebih banyak diserap dari lelang dan SBN valas," kata Agung, akhir pekan lalu.
Pemerintah siap terbitkan ORI Rp 20 triliun
JAKARTA. Kabar gembira bagi investor ritel yang ingin membenamkan duit di instrumen surat utang. Pemerintah akan menerbitkan obligasi negara ritel (ORI) seri 011 pada Oktober mendatang. Perkiraan analis, obligasi ritel bertenor tiga tahun ini akan menawarkan kupon antara 7%-8,75%. Imbal hasil ini beti alias beda tispis dengan bunga deposito, yang menurut Pusat Informasi Pasar Uang rata-rata 7,11% (1 bulan) dan 6,8% (12 bulan). Kepala Sub-Direktorat Pengelolaan Portofolio SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Agung Galih Satwiko menjelaskan rencana penerbitan ORI teranyar ini dilakukan di bulan September atau Oktober nanti. Pemerintah menargetkan bisa menyerap Rp 20 triliun dari penerbitan ORI 011, relatif sama dengan ORI 010 yang sebesar Rp 20,21 triliun. "Meskipun tahun ini target surat berharga negara (SBN) naik, target penerbitan ORI tetap Rp 20 triliun. Kenaikan target SBN akan lebih banyak diserap dari lelang dan SBN valas," kata Agung, akhir pekan lalu.