Pemerintah siapkan empat rute alternatif jalan tol Sarangan-Nusa Dua



JAKARTA. Pemerintah menyiapkan empat alternatif rute pembangunan jalan tol dan jembatan Sarangan-Nusa Dua atau yang lebih dikenal dengan Tanjung Benoa, Bali. Alternatif ini untuk mengakomodasi kepentingan antara pengelola Pelabuhan Tanjung Benoa dan Bandara Ngurah Rai.Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengakui pengelola Pelabuhan Tanjung Benoa dan Bandara Ngurah Rai mempunyai kepentingan yang berbeda. Dia mengatakan, pihak pelabuhan ingin ketinggian jembatan minimal 45 meter sementara pengelola bandara meminta sebaliknya.Menurut Djoko, jika jembatan tersebut dibuat setinggi 45 meter maka akan mengganggu pendaratan pesawat. "Akhirnya kami sepakati pindah rutenya," ujar Djoko, Rabu (12/1).Dari empat alternatif itu, tiga berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum. Sementara satu lagi berasal dari konsorsium BUMN yang ingin membangun jalan tersebut.Alternatif pertama adalah jal tol berbentuk jembatan, dibangun dengan ketinggian 45 meter dan panjang 7,5 km. Total biaya diperkirakan Rp 1,5 triliun. Alternatif kedua, membuat terowongan bawah laut. Namun biayanya diperkirkaan Rp 5,1 triliun. Alternatif ketiga, juga berbentuk jembatan tapi lebih jauh dari bandara dan pelabuhan. Tetapi lebih panjang, yaitu 9,6 km. Total biaya diperkirakan Rp 2,9 triliun. Sedangkan alternatif terakhir yang diajukan oleh berbentuk jembatan tetapi lebih panjang, yaitu 11,5 km dengan nilai investasi Rp 1,37 triliun. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum Waskito Pandu mengatakan, alternatif yang diajukan oleh konsorsium ini lebih murah karena lebih mudah operasionalnya. "Tapi memerlukan studi Amdal," ujarnya.Studi Amdal ini dilakukan karena rute keempat ini melewati hutan bakau yang secara internasional sudah diakui. Saat ini, tim Kementerian Pekerjaan Umum sudah berangkat untuk melakukan studi Amdal ini.Sekedar menyegarkan ingatan, jembatan tol Tanjung Benoa ini dibangun untuk mengatasi kemacetan di jalan menuju Bandara Internasional Ngurah Rai menuju Denpasar. Jalan tol ini dipersiapkan untuk menyambut pelaksanaan KTT APEC pada 2013 mendatang. Pemerintah telah menunjuk konsorsium yang terdiri dari perusahaan plat merah untuk menggarap proyek itu. Keempat BUMN itu adalah, PT Jasa Marga, PT Pelindo III, PT Angkasa Pura I, Bali Tourism Development Corporation.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can