Pemerintah Siapkan Kereta Angkut CPO di Sumatera Utara



JAKARTA. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana mengembangkan infrastruktur kereta angkutan minyak sawit mentah (CPO) di Sumatera Utara tahun ini. Salah satu proyek yang akan digarap adalah meningkatkan kapasitas angkut kereta CPO dari Tebing Tinggi menuju Pelabuhan Belawan.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan bilang, saat ini kapasitas angkut kereta CPO dari Tebing Tinggi ke Belawan baru 750.000 ton per tahun. Padahal, potensi produksi CPO di Sumatera Utara yang bisa diangkut 4 juta ton per tahun.

"Saat ini sisanya masih dikirim menggunakan truk. Karena itu kami ingin perbaiki sejumlah jembatan dan rel di jalur tersebut. Sehingga kapasitas angkut bisa bertambah," kata Tundjung, Kamis (4/3).


Menurutnya, ada sejumlah jembatan yang daya tahan bebannya di bawah 10.000 ton. Pekerjaan perbaikan itu dilakukan agar jembatan mampu menopang beban sampai 15.000 ton. Sehingga lokomotif jenis CC 201 dapat dioperasikan di lintasan tersebut.

"Dana APBN yang disiapkan Rp 70 miliar untuk menambah daya topang 12 jembatan dan memperbaiki track di jalur Tebing Tinggi-Belawan. Kami berharap nantinya daya angkut CPO bisa meningkat dua kali lipat menjadi 1,5 juta ton per tahun paling lambat akhir 2010," tambah Tundjung.

Pemerintah akan melibatkan PT Kereta Api (PTKA) sebagai operator jalur tersebut. Direktur Komersial PTKA Sulistyo Wimbo Hardjito, mengaku siap. PTKA menunggu rampungnya perbaikan jembatan. "Kalau sudah selesai, kami mengoperasikan lokomotif CC 201 dan ketel-ketelnya untuk mengangkut CPO itu," kata Sulistyo.

Namun, PTKA mengincar pasar pengangkutan dengan jarak lebih jauh dari Tebing Tinggi ke Belawan. "Kami incar jarak 150 kilometer sampai 200 kilometer seperti dari Rantau ke Prapat sehingga tarif yang kami kenakan bisa bersaing dengan angkutan darat," kata Sulistyo.

Wimbo enggan menyebut berapa tarif angkutan CPO itu. Saat ini, ada tiga perusahaan CPO yang memakai jasa PTKA, yaitu PT London Sumatera Tbk, serta PT Perkebunan Nusantara III dan IV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test