JAKARTA. Pemerintah menyiapkan rencana pengelolaan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) setelah berpindah tangan dari Jepang tahun 2013 nanti. Salah satu opsinya adalah mencari pengelola Inalum dengan menggelar tender terbuka.Dengan demikian, siapa saja bisa terlibat untuk mengelola Inalum. "Saya juga memikirkan itu sebagai opsi pertama," ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat usai menghadiri konferensi Overseas Private Investment Cooperation(OPIC, Rabu (4/5).Melalui tender itu akan terbuka kesempatan bagi investor asing mengelola Inalum termasuk membuka kembali pintu bagi pihak Jepang. Namun, Hidayat menegaskan opsi ini masih dalam pembahasan. Sebab masih ada beberapa opsi lainnya seperti menunjuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengambil Inalum.Lalu, ada pula opsi membentuk Inalum sebagai BUMN baru. Hidayat mengatakan, pemerintah juga memperhatikan aspirasi daerah untuk menentukan siapa yang mengelola Inalum. Oleh sebab itu, dia bilang pemerintah akan memilih opsi yang bisa merangkul semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah.Hidayat menjelaskan, penentuan tata cara dan siapa pengelola Inalum akan bergulir setelah pemerintah menyelesaikan term of condition pengalihan Inalum dari pihak Jepang. Proses itu diperkirakan selesai pada Oktober 2012 nanti. "Baru setelah itu kami intern diskusi lagi siapa yang mengelola," imbuh mantan Ketua Umum Kadin itu.Sebagai informasi, Inalum berdiri tanggal 6 Januari 1976 menurut Master of Agreement yang ditandatangani 7 Juli 1975 di Tokyo. Saat itu, pemerintah Indonesia meneken perjanjian dengan pihak Jepang.Pemerintah Indonesia memiliki porsi 41% saham. Sedangkan 59% sisanya milik Jepang melalui konsorsium Nippon Asahan Alumunium. Nilai 59% porsi kepemilikan Jepang di Inalum saat ini diperkirakan mencapai US$ 700 jutaKontrak Inalum akan berkahir pada 2013 nanti. Sesuai kesepakatan, tiga tahun sebelum kontrak berakhir Indonesia dan Jepang akan menegosiasikan kembali kepemilikan di Inalum.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah siapkan opsi pengelolaan Inalum kepada swasta
JAKARTA. Pemerintah menyiapkan rencana pengelolaan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) setelah berpindah tangan dari Jepang tahun 2013 nanti. Salah satu opsinya adalah mencari pengelola Inalum dengan menggelar tender terbuka.Dengan demikian, siapa saja bisa terlibat untuk mengelola Inalum. "Saya juga memikirkan itu sebagai opsi pertama," ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat usai menghadiri konferensi Overseas Private Investment Cooperation(OPIC, Rabu (4/5).Melalui tender itu akan terbuka kesempatan bagi investor asing mengelola Inalum termasuk membuka kembali pintu bagi pihak Jepang. Namun, Hidayat menegaskan opsi ini masih dalam pembahasan. Sebab masih ada beberapa opsi lainnya seperti menunjuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengambil Inalum.Lalu, ada pula opsi membentuk Inalum sebagai BUMN baru. Hidayat mengatakan, pemerintah juga memperhatikan aspirasi daerah untuk menentukan siapa yang mengelola Inalum. Oleh sebab itu, dia bilang pemerintah akan memilih opsi yang bisa merangkul semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah.Hidayat menjelaskan, penentuan tata cara dan siapa pengelola Inalum akan bergulir setelah pemerintah menyelesaikan term of condition pengalihan Inalum dari pihak Jepang. Proses itu diperkirakan selesai pada Oktober 2012 nanti. "Baru setelah itu kami intern diskusi lagi siapa yang mengelola," imbuh mantan Ketua Umum Kadin itu.Sebagai informasi, Inalum berdiri tanggal 6 Januari 1976 menurut Master of Agreement yang ditandatangani 7 Juli 1975 di Tokyo. Saat itu, pemerintah Indonesia meneken perjanjian dengan pihak Jepang.Pemerintah Indonesia memiliki porsi 41% saham. Sedangkan 59% sisanya milik Jepang melalui konsorsium Nippon Asahan Alumunium. Nilai 59% porsi kepemilikan Jepang di Inalum saat ini diperkirakan mencapai US$ 700 jutaKontrak Inalum akan berkahir pada 2013 nanti. Sesuai kesepakatan, tiga tahun sebelum kontrak berakhir Indonesia dan Jepang akan menegosiasikan kembali kepemilikan di Inalum.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News