Pemerintah Siapkan Perubahan APBN 2009



JAKARTA. APBN 2009 baru saja ditetapkan, namun pemerintah sudah tidak yakin dengan asumsi-asumsi makro yang telah disepakati. Bahkan pemerintah telah melakukan ancang-ancang untuk mengubahnya. Beberapa asumsi makro dipastikan bakal mengalami penyesuaian, seperti target pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) termasuk komposisi bujet.Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta mengatakan pemerintah saat ini menghadapi penurunan dari sisi ekspor juga investasi sehingga yang bisa diandalkan untuk memicu pertumbuhan ekonomi adalah government spending (belanja pemerintah).  "Kita dihadapkan pada ketidakpastian budget tahun anggaran 2009 sehingga akan mengalami fluktuasi. Saya sudah bisa pastikan bahwa asumsi-asumsi makro APBN 2009, walau sudah diketok akan mengalami perubahan. Yang jelas asumsi harga minyak akan mengalami perubahan, juga beberapa asumsi lainnya," kata Paskah di Jakarta, Kamis (13/11).Jika pertumbuhan ekonomi, asumsi harga minyak (ICP) dan nilai tukar rupiah bakal diubah, namun target inflasi dan defisit APBN akan tetap dipertahankan pemerintah. Pemerintah akan memakai 3 skenario dalam menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi, yaitu pesimistis dengan pertumbuhan 5-5,5%, moderat 5,5-5,8% dan optimistis 6% ke atas.Kapan pemerintah akan mengajukan perubahan asumsi itu, apakah Februari 2009? Paskah memastikan bakal ada perubahan APBN 2009, namun tidak bisa memastikan kapan usulan perubahan APBN Perubahan itu bakal dimasukkan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). "Saya tidak bisa pastikan kapan. Semuanya sulit dipastikan, tingkat fluktuasinya sangat tinggi," katanya.Menurutnya, jika pemerintah tidak merevisi asumsi APBN 2009 maka akan mempengaruhi anggaran (bujet) APBN 2009. Ia mencontohkan, untuk nilai tukar rupiah yang diasumsikan pada APBN 2009 sebesar Rp 9.300 per US$ saat ini implementasi di pasar telah mencapai angka di atas Rp 10.000 per US$.Untuk defisit APBN 2009, pemerintah akan tetap mempertahankan sebesar 1%. "Akan dipertahankan di 1%. Tidak ada penambahan bujet karena kita susah untuk mencari sumber pendanaan. Pinjaman (loan) susah, jualan Surat Utang Negara (SUN) sulit. Jadi buget akan tetap bahkan bisa berkurang," katanya. Namun Paskah tidak bisa memperkirakan berapa besar penurunan akan terjadi.Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR Olly Dondokambey mengatakan bahwa pemerintah mempunyai hak untuk mengajukan perubahan APBN lebih cepat. Namun perubahan terlalu cepat ini semakin menunjukkan kalau pemerintah menyusun APBN 2009 tanpa kalkulasi perkembangan ekonomi yang tepat."Dulu pertumbuhan ekonomi semula diusulkan 6,2%, lalu diubah lagi menjadi 6%. Sekarang disusun tiga skenario pertumbuhan sekaligus," katanya. Menurutnya hal ini juga menunjukkan kalau fundamental ekonomi nasional tidak sekuat yang dikatakan pemerintah.Bila pemerintah akan mengubah lebih cepat, DPR berharap agar pemerintah dapat mengajukan angka-angka yang lebih pas. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2009 hanya akan tumbuh 5,9% dan  nilai tukar rupiah mencapai Rp 10.000 per US$. Begitu juga harga minyak mentah bisa turun hingga level US$ 70 per barel.Jika benar pemerintah bakal mengajukan APBN Perubahan 2009 lebih cepat dari yang seharusnya, yaitu pada pertengahan tahun, maka perubahan ini akan mengulangi kejadian di awal tahun 2008. Saat itu pemerintah juga mempercepat pengajuan perubahan APBN 2008 dari yang seharusnya dilaksanakan pada pertengahan tahun menjadi pada bulan Februari 2008. Hal itu menyebabkan banyak proyek-proyek pembangunan yang dibiayai APBN menjadi tertunda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: