JAKARTA. Pemerintah pusing mencari dana untuk menambal defisit anggaran yang kian melebar. Sebagai jalan pintas pemerintah akan meminta bantuan dari lembaga keuangan internasional agar bersedia menyediakan dana sebagai utang sewaktu-waktu. Cadangan utang ini sering disebut dengan pinjaman siaga. Namun, hingga kini, pemerintah belum merinci berapa besar utang siaga yang akan dibuat tahun ini. Termasuk siapa saja lembaga internasional yang akan di kontak untuk menyediakan utang. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto menjelaskan, pinjaman siaga bisa digunakan untuk beberapa hal. Misalnya, untuk ketahanan pangan. Selain itu, juga untuk berjaga-jaga kalau terjadi perubahan atau gejolak di pasar keuangan sehingga menyebabkan program penerbitan utang surat berharga negara (SBN) terganggu. Ambil contoh, jika SBN tidak laku di pasar atau investor meminta imbal hasil yang terlalu mahal. "Pemerintah bisa menggunakan fasilitas pinjaman siaga," ujarnya, kemarin.
Pemerintah siapkan utang siaga untuk berjaga-jaga
JAKARTA. Pemerintah pusing mencari dana untuk menambal defisit anggaran yang kian melebar. Sebagai jalan pintas pemerintah akan meminta bantuan dari lembaga keuangan internasional agar bersedia menyediakan dana sebagai utang sewaktu-waktu. Cadangan utang ini sering disebut dengan pinjaman siaga. Namun, hingga kini, pemerintah belum merinci berapa besar utang siaga yang akan dibuat tahun ini. Termasuk siapa saja lembaga internasional yang akan di kontak untuk menyediakan utang. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto menjelaskan, pinjaman siaga bisa digunakan untuk beberapa hal. Misalnya, untuk ketahanan pangan. Selain itu, juga untuk berjaga-jaga kalau terjadi perubahan atau gejolak di pasar keuangan sehingga menyebabkan program penerbitan utang surat berharga negara (SBN) terganggu. Ambil contoh, jika SBN tidak laku di pasar atau investor meminta imbal hasil yang terlalu mahal. "Pemerintah bisa menggunakan fasilitas pinjaman siaga," ujarnya, kemarin.