Pemerintah sudah menarik utang Rp 478,1 triliun hingga akhir Juli 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah merealisasikan pembiayaan atau penarikan utang sebesar Rp 478,1 triliun hingga Juli 2021. Jumlah tersebut setara 39,8% dari target Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar Rp 1.177,4 triliun dan turun 9,7% secara tahunan atau (year on year).

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, penurunan tersebut disebabkan target Surat Berharga Negara (SBN) bruto yang menurun signifikan karena pada tahun ini mpembiayaan juga menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) tahun lalu. Selain juga adanya penurunan nominal defisit dalam outlook APBN, sehingga penerbitan SBN bruto lebih kecil.

“Sekarang dengan adanya Surat Keputusan Bersama III (SKB) akan mengalami penurunan yang lebih dalam lagi. Sehingga target lelang kita untuk September hingga Desember 2021 akan mengalami penyesuaian dan kita masih mempunyai pilihan dari sumber-sumber pembiayaan baik yang bilateral, multilateral, maupun market, domestik dan global,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA secara virtual, Rabu (25/8).


Baca Juga: Sri Mulyani Indrawati sebut belanja negara hingga akhir Juli 2021 Rp 1.368,4 triliun

Seperti diketahui, target penerbitan SBN akan turun karena ada skema bagi-bagi beban (burden sharing) anatara Kementreian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) sampai tahun 2022.

Dalam prosesnya, pembelian SBN oleh BI sampai 20 Agustus mencapai Rp 136 triliun, yang terdiri dari SUN Rp 92,82 triliun dan SBSN sebesar Rp 43,19 triliun. Kontribusi ini diberikan untuk meringankan beban bunga utang pemerintah akibat pandemi Covid-19.

“Kalau kita lihat saat lelang April sampai Mei, Bank Indonesia tidak lagi berpartisipasi dalam mekanisme greenshoe option karena market sudah relatif stabil dan yield-nya menunjukkan penurunan sehingga market bisa dalam range dari target yang pemerintah sudah tetapkan,” kata Sri Mulyani.

Selanjutnya: Hingga pertengahan Agustus 2021 realisasi insentif pajak mencapai Rp 51,97 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat