JAKARTA. Pemerintah masih menimbang-nimbang untuk menarik utang di akhir tahun ini untuk memenuhi kebutuhan belanja di awal tahun depan alias prefunding. Pemerintah mengaku masih memantau pergerakan besaran arus kas (cash flow) dan perkiraanya hingga akhir tahun nanti. Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Scenaider Siahaan mengatakan, kebutuhan belanja di awal tahun depan cukup besar. Bahkan jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan belanja di awal tahun ini. Ia menjelaskan, kebutuhan belanja di awal tahun depan tersebut, terdiri dari belanja proyek di awal tahun, belanja rutin untuk gaji pegawai, hingga belanja untuk pembayaran dana transfer umum (DAU) yang ditunda oleh pemerintah pada tahun ini. "(Jumlahnya) agak banyak, Rp 90,4 triliun (kebutuhan belanja) dalam dua minggu di awal tahun depan," kata Scenaider, Kamis (27/10) lalu.
Pemerintah tak lakukan prefunding, jika..
JAKARTA. Pemerintah masih menimbang-nimbang untuk menarik utang di akhir tahun ini untuk memenuhi kebutuhan belanja di awal tahun depan alias prefunding. Pemerintah mengaku masih memantau pergerakan besaran arus kas (cash flow) dan perkiraanya hingga akhir tahun nanti. Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Scenaider Siahaan mengatakan, kebutuhan belanja di awal tahun depan cukup besar. Bahkan jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan belanja di awal tahun ini. Ia menjelaskan, kebutuhan belanja di awal tahun depan tersebut, terdiri dari belanja proyek di awal tahun, belanja rutin untuk gaji pegawai, hingga belanja untuk pembayaran dana transfer umum (DAU) yang ditunda oleh pemerintah pada tahun ini. "(Jumlahnya) agak banyak, Rp 90,4 triliun (kebutuhan belanja) dalam dua minggu di awal tahun depan," kata Scenaider, Kamis (27/10) lalu.