Pemerintah Tak Tetapkan Pemenang SUN



JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk menolak semua penawaran dalam lelang Surat Utang Negara (SUN). Pasalnya investor menawarkan yield terlalu tinggi, sehingga dikhawatirkan dapat merusak pasaran SUN. "Lelang tertinggi menawarkan yield di atas 13,5%, itu menurut saya tidak wajar. Itu terjadi karena likuiditas di pasar sedang ketat," kata Rahmat di Jakarta, Selasa (9/9).

Selain likuiditas yang ketat, melemahnya nilai tukar rupiah juga menjadi sebab. Rupiah yang melemah ini tentu akan mempengaruhi sentimen investor asing, pemain utama di pasar SUN. "Pelemahan rupiah dan ketatnya likuiditas menyebabkan animo peserta lelang kali ini hanya Rp 2,9 triliun," kata Rahmat.

Meski pada penawaran kemarin sepi peminat, Rahmat menambahkan, pemerintah tetap konsisten dan terus melakukan lelang sesuai jadwal. Kalau memang saat ini yang diperlukan surat utang dengan struktur tertentu, misalnya untuk jangka pendek, maka pemerintah juga akan mempertimbangkan hal itu.


Dalam lelang terakhir, pemerintah melelang SUN dengan jangka waktu paling panjang 30 tahun (FR0050). Untuk surat utang ini, hanya ada penawaran sebesar Rp 509 miliar dan para investor menginginkan yield tertinggi 13,5% dan terendah 12,6%. Sedangkan untuk surat utang jangka pendek zero coupon (ZC0006), tawaran yang masuk Rp 552 miliar dengan yield tertinggi 12,75% dan terendah 11,87%. Sementara untuk SUN seri FR0027 dengan jangka waktu 7 tahun, penawaran yang masuk mencapai Rp 1,846 triliun dan yield tertinggi 12,75% dan terendah 12,25%. 

Kendati kecewa dengan SUN, pemerintah tetap optimis untuk terus melelang surat utang negara lainnya. Seperti sukuk, atau surat perbendaharaan negara (SPN). Instrumen yang terakhir ini akan lebih banyak diterbitkan secara reguler oleh pemerintah.

Pada 16 September mendatang, Pemerintah akan kembali melakukan lelang SUN seri SPN20090731, seri FR0026 dan FR0048. Jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp 2 triliun untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan APBN 2008.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test