JAKARTA. Pemerintah akan menambah dua unit pembangkit listrik pemikul beban puncak atau peaking power plants (peakers) di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Waduk Karangkates, Malang. "Akan ada Karangkates empat dan lima," kata Direktur Penatagunaan Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Ari Setiadi kepada KONTAN, Senin (23/6). Penambahan dua peakers di Waduk Karangkates dilakukan untuk memenuhi peningkatan konsumsi listrik saat beban puncak yaitu pada jam 18.00-24.00 WIB. Untuk penambahan peakers membutuhkan dana sekitar USD 150 juta- US$ 188 juta. Listrik yang dihasilkan sekitar 100 megawatt (MW). Agar tidak mengganggu irigasi, pembangunan itu harus dibarengi dengan pembangunan Waduk Kesamben. Pembangunan waduk diperkirakan memakan biaya sekitar US$ 150-US$ 170 juta dan mampu menghasilkan listrik sekitar 37 MW. "Itu harus dilakukan bebarengan," jelas Ari. Untuk pembangunannya, ada konsorsium BUMN yaitu PT Jasa Tirta I, PT Waskita, PT Hutama Karya, PT Pembangkit Jawa Bali.
Pemerintah tambah dua pembangkit di Karangkates
JAKARTA. Pemerintah akan menambah dua unit pembangkit listrik pemikul beban puncak atau peaking power plants (peakers) di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Waduk Karangkates, Malang. "Akan ada Karangkates empat dan lima," kata Direktur Penatagunaan Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Ari Setiadi kepada KONTAN, Senin (23/6). Penambahan dua peakers di Waduk Karangkates dilakukan untuk memenuhi peningkatan konsumsi listrik saat beban puncak yaitu pada jam 18.00-24.00 WIB. Untuk penambahan peakers membutuhkan dana sekitar USD 150 juta- US$ 188 juta. Listrik yang dihasilkan sekitar 100 megawatt (MW). Agar tidak mengganggu irigasi, pembangunan itu harus dibarengi dengan pembangunan Waduk Kesamben. Pembangunan waduk diperkirakan memakan biaya sekitar US$ 150-US$ 170 juta dan mampu menghasilkan listrik sekitar 37 MW. "Itu harus dilakukan bebarengan," jelas Ari. Untuk pembangunannya, ada konsorsium BUMN yaitu PT Jasa Tirta I, PT Waskita, PT Hutama Karya, PT Pembangkit Jawa Bali.