KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menambah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah pandemi corona. Meski penambahan penerbitan SBN membuat rasio utang naik, para ekonom memproyeksikan stabilitas ekonomi masih tetap terjaga dengan pasar obligasi yang berpotensi bullish bila pemerintah berhasil mengelola penggunaan utang dengan tepat. Belum lama ini pemerintah menerbitkan surat utang berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) senilai US$ 4,3 miliar. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menghitung rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30%. Sementara, batas maksimal utang adalah 60% dari PDB. Baca Juga: BI serap SBSN di pasar primer, begini tanggapan ekonom
Pemerintah tambah penerbitan surat utang saat pandemi corona, bagaimana prospeknya?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menambah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah pandemi corona. Meski penambahan penerbitan SBN membuat rasio utang naik, para ekonom memproyeksikan stabilitas ekonomi masih tetap terjaga dengan pasar obligasi yang berpotensi bullish bila pemerintah berhasil mengelola penggunaan utang dengan tepat. Belum lama ini pemerintah menerbitkan surat utang berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) senilai US$ 4,3 miliar. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menghitung rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30%. Sementara, batas maksimal utang adalah 60% dari PDB. Baca Juga: BI serap SBSN di pasar primer, begini tanggapan ekonom