KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya memutuskan untuk menaikkan target produksi batubara tahun ini. Jika sebelumnya pemerintah hanya menargetkan produksi batubara di 2021 sebesar 550 juta ton, kini naik jadi 625 juta ton. Kenaikan target produksi batubara tahun ini dilakukan karena tambahan sebesar 75 juta ton akan digunakan untuk penjualan ke luar negeri. Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya Fauzan Djamal, dan Ryan Santoso mengatakan, keputusan pemerintah ini membuka peluang bagi produsen batubara untuk menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) terbarunya paling cepat pada kuartal II-2021.
RHB Sekuritas menilai, target baru yang dipasang pemerintah tersebut cukup layak. Karena kondisi ekonomi dianggap sudah lebih baik, sehingga akan mendorong permintaan batubara, baik dari pasar dalam negeri maupun ekspor. “Adapun sejak pertengahan Maret, harga batubara Newcastle telah berada di atas garis suport-nya di US$ 90.00 per ton , dan saat ini berada di US$ 94,35 per ton, naik 17,2%
year-to-date (YTD) dan naik 54,4%
year-on-year (YoY),” jelas Andrey, Fauzan, dan Ryan dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Selasa (20/4). Dengan adanya tambahan target ini, RHB melihat beberapa emiten akan diuntungkan. Nah, untuk itu, RBH Sekuritas pun memilih beberapa emiten batubara yang layak dicermati seperti PT United Tractors Tbk (
UNTR), PT Adaro Energy Tbk (
ADRO), PT Bukit Asam Tbk (
PTBA), dan terakhir PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG).
Baca Juga: Pemerintah menaikkan target produksi batubara, Adaro Energy (ADRO) belum ubah panduan Sebelumnya,
Chief Finance Officer (CFO) ADRO Lie Luckman menjelaskan, pihaknya belum mengubah panduan operasional terkait adanya penambahan target produksi batubara oleh pemerintah tahun ini.
“Saya kira kami stick dulu di produksi yang sudah ditargetkan sambil melihat kondisi pasar,” jelas dia dalam acara silaturahmi virtual oleh Media, Senin (19/4). Luckman melanjutkan, ADRO harus menjaga kondisi pasar pasar dan mencegah terjadinya banjir suplai batubara. Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur dan Chief Executive
ADRO Garibaldi ‘Boy’ Thohir menilai, prospek batubara sepanjang tahun ini masih akan cukup baik. Selain karena terdorong pemulihan permintaan listrik seiring membaiknya perekonomian, tensi dagang antara China dengan Australia juga menjadi peluang bagi
ADRO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari