KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah tampaknya melakukan strategi kebijakan front loading dalam penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2024 ini. Sebagai informasi, front loading merupakan istilah yang digunakan untuk strategi penerbitan SBN di awal tahun dengan jumlah yang cukup banyak. Kebijakan ini terlihat dari target penerbitan SBN oleh pemerintah pada kuartal II 2024 hanya sebesar Rp 170 triliun, turun dari kuartal I 2024 yang sebesar Rp 230 triliun.
Baca Juga: Target Penerbitan SBN Turun pada Kuartal II-2024, Ini Pemicunya Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyampaikan, strategi front loading biasanya dipilih pemerintah untuk menghindari berbagai macam risiko yang dikhawatirkan terjadi ke depan. “Untuk berjaga-jaga pemerintah bisanya konservatif melakukan front loading. Kelihatannya pemerintah sudah cukup aman di awal tahun dengan memenuhi target yang sebesar Rp 230 triliun,” tutur David kepada Kontan, Senin (15/4). Di samping itu, perkembangan perekonomian global yang tidak menentu, suku bunga global yang masih tinggi, termasuk kondisi likuiditas domestik juga menjadi pertimbangan pemerintah menurunkan target penerbitan SBN pada kuartal II. Baca Juga: Cadangan Devisa RI Diramal Terus Turun, Ini Alasannya