JAKARTA. Pemerintah tidak terlalu pusing Indeks Negara Gagal (Failed States Index/FSI) 2012 yang dirilis pekan ini. Indeks itu dianggap berlawanan dengan kenyataan yang ada.Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat mencapai angka 6,5% di 2011. "Bandingkan dengan negara lain. Kehidupan demokrasi, kebebasan media, dan lain-lain tidak dilihat," katanya, Rabu (20/6).Kendati demikian, Djoko mengaku masih banyak kekurangan yang harus segera dibenahi. Dia mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperbaiki kekurangna tersebut. "Ini negara kita sendiri, jangan hanya mengeluh dan saling menyalahkan. Kita sinergikan langkah utk mengurangi itu semua," katanya.Sementara, Juru bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat mengatakan indeks tersebut bertujuan membuat Indonesia lebih baik. Dia mengatakan, pemerintah harus giat mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara tetangga terutama menyangkut infrastruktur. "Saya rasa prioritasnya cukup jelas. Saat ini banyak sekali melakukan pemantauan beberapa hal, misalnya soal infrastruktur. Ini bahkan pak Wapres melakukannya secara micro management, meninjau proyek," jelasnya.Indonesia menduduki peringkat 63 dari 178 negara dalam Indeks Negara Gagal yang dipublikasikan di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (18/6) lalu. Dalam posisi tersebut, Indonesia masuk kategori negara-negara yang dalam bahaya (in danger) menuju negara gagal.Dalam indeks, yang disusun lembaga riset nirlaba The Fund for Peace (FFP) bekerja sama dengan majalah Foreign Policy, ini, semakin tinggi posisi sebuah negara, semakin buruk kondisi negara tersebut sehingga mendekati status negara gagal.Tahun lalu, Indonesia menempati peringkat ke-64 dari 177 negara. Artinya, kondisi di Indonesia sepanjang satu tahun terakhir dipandang memburuk dibandingkan periode sebelumnya.Menurut ulasan yang dimuat di laman resmi FFP (www.fundforpeace.org), kondisi Indonesia memburuk terutama di tiga indikator dari total 12 indikator yang digunakan untuk menyusun FSI. Tiga indikator itu adalah tekanan demografis, protes kelompok-kelompok minoritas di masyarakat, dan hak asasi manusia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah tanggapi dingin indeks negara gagal
JAKARTA. Pemerintah tidak terlalu pusing Indeks Negara Gagal (Failed States Index/FSI) 2012 yang dirilis pekan ini. Indeks itu dianggap berlawanan dengan kenyataan yang ada.Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat mencapai angka 6,5% di 2011. "Bandingkan dengan negara lain. Kehidupan demokrasi, kebebasan media, dan lain-lain tidak dilihat," katanya, Rabu (20/6).Kendati demikian, Djoko mengaku masih banyak kekurangan yang harus segera dibenahi. Dia mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperbaiki kekurangna tersebut. "Ini negara kita sendiri, jangan hanya mengeluh dan saling menyalahkan. Kita sinergikan langkah utk mengurangi itu semua," katanya.Sementara, Juru bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat mengatakan indeks tersebut bertujuan membuat Indonesia lebih baik. Dia mengatakan, pemerintah harus giat mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara tetangga terutama menyangkut infrastruktur. "Saya rasa prioritasnya cukup jelas. Saat ini banyak sekali melakukan pemantauan beberapa hal, misalnya soal infrastruktur. Ini bahkan pak Wapres melakukannya secara micro management, meninjau proyek," jelasnya.Indonesia menduduki peringkat 63 dari 178 negara dalam Indeks Negara Gagal yang dipublikasikan di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (18/6) lalu. Dalam posisi tersebut, Indonesia masuk kategori negara-negara yang dalam bahaya (in danger) menuju negara gagal.Dalam indeks, yang disusun lembaga riset nirlaba The Fund for Peace (FFP) bekerja sama dengan majalah Foreign Policy, ini, semakin tinggi posisi sebuah negara, semakin buruk kondisi negara tersebut sehingga mendekati status negara gagal.Tahun lalu, Indonesia menempati peringkat ke-64 dari 177 negara. Artinya, kondisi di Indonesia sepanjang satu tahun terakhir dipandang memburuk dibandingkan periode sebelumnya.Menurut ulasan yang dimuat di laman resmi FFP (www.fundforpeace.org), kondisi Indonesia memburuk terutama di tiga indikator dari total 12 indikator yang digunakan untuk menyusun FSI. Tiga indikator itu adalah tekanan demografis, protes kelompok-kelompok minoritas di masyarakat, dan hak asasi manusia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News