Pemerintah Targetkan 62% Pemasangan Sambungan Air Minum Selesai pada 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan 62% pemasangan sambungan air minum di perumahan selesai di tahun 2024. Di mana dalam RPJMN 2019-2024 pemerintah menargetkan ada 10 juta sambungan air minum ker rumah warga. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, dari target tersebut realisasi hingga tahun ini baru 3,8 juta. Artinya masih ada 6,2 juta target sambungan rumah (SR) yang belum tersambung. 

"Target penyelesaiannya tahun depan 2024, kira-kira bisa lebih dari 3 juta sambungan rumah (SR) sehingga bisa 62% lah paling tidak dari yang sudah ditargetkan yang tadinya 10 juta, mudah-mudahan itu bisa kita capai," kata Suharso usai rapat intern bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kanal YouTube Sekretariat Kabinet, Senin (22/10).


Baca Juga: Selesai Dibangun, SPAM Mebidang Menelan Anggaran Rp 948 Miliar

Pemenuhan 62% target tersebut akan dilakukan tanpa harus membangun air baku. Pasalnya Suharso mengatakan, masih ada idle capacity sekitar 38.000 liter yang bisa disambungkan kepada lebih dari 3 juta SR di seluruh Indonesia pada tahun depan.

Untuk sasaran pemasangan sambungan air minum kepada 3 juta lebih SR di tahun depan, Presiden Jokowi meminta diutamakan bagi daerah. Utamanya pada daerah memiliki  tingkat stunting tinggi. 

Adapun untuk prioritas sasaran pemasangan sambungan air minum tersebut, Suharso mengatakan Presiden menyetujui untuk dibentuk Instruksi Presiden (Inpres). 

"Arahan bapak Presiden adalah rumah-rumah atau sasaran rumah-rumah yang akan mendapatkan ini adalah di daerah-daerah termasuk di daerah yang tingkat stunting-nya tinggi, terutama yang membutuhkan intervensi pengadaan air bersih yang lebih baik," jelasnya. 

Baca Juga: Kemenkeu Beri Jaminan untuk Dukung Pembiayaan Penyediaan Air Minum

Untuk pelaksanaannya, Suharso menyampaikan dibutuhkan anggaran sekitar Rp 17 triliun. Dimana rinciannya ialah Rp 16 triliun untuk pelaksanaan 3 juta sambungan rumah dan Rp 1,2 triliun untuk pengerjaan air baku. 

"Anggarannya diperlukan sekitar Rp 17-an triliun. Tapi apakah kita akan semuanya, kita akan sisir dulu sudah dialokasikan hari ini seperti apa, baik melalui dana alokasi khusus maupun yang ada di Kementerian PUPR," imbuhnya. 

Ia menjelaskan, masih besarnya gap realisasi pemasangan sambungan air minum terkendala daerah yang tidak memiliki kapasitas dan kemampuan untuk pendanaan membangun instalasi rumah. Oleh karenanya, diputuskan pada pemasangan 3 juta air minum di tahun depan akan menghubungkan idle capacity yang sudah ada, dimana pemerintah pusat yang akan membangunkan SR-nya. Pengerjaan SR nantinya akan dikerjakan oleh Kementerian PUPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .