KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan, target investasi untuk sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) mencapai US$ 20 miliar hingga tahun 2024. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, nilai investasi tersebut dibutuhkan untuk mendorong target bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025. Lebih lanjut, target perolehan investasi sektor EBTKE mulai tahun 2020 ditargetkan mencapai US$ 2 miliar. Kemudian bakal naik di tahun 2021 menjadi sebesar US$ 4 miliar.
Dilanjutkan pada tahun 2022 sebanyak US$ 5 miliar. Dan kemudian untuk tahun 2023 ditargetkan mencapai US$ 4 miliar. Sedangkan untuk tahun 2024, investasi di sektor ini kembali naik hingga mencapai US$ 5 miliar.
Baca Juga: Tingkatkan pengembangan EBT, pemerintah perbaiki tata kelola dan dorong industri Agung bilang, saat ini pemerintah berkomitmen meningkatkan penambahan kapasitas pembangkit EBT hingga 9.051 megawatt (MW) dalam lima tahun. Untuk tahap pertama, yakni di tahun ini sebesar 687 MW. Kemudian dinaikkan hingga 1.001 MW pada tahun 2021. Kenaikan kapasitas pembangkit EBT akan mencapai 1.922 MW di tahun 2022 mendatang. Sementara pada tahun 2023, kenaikan agak melandai karena ditargetkan hanya naik 1.778 MW. Dan gong-nya pada tahun 2024 mendatang, di mana penambahan kapasitas pembangkit EBT mencapai 3.664 MW. Menurut Agung, dengan target investasi dan penambahan kapasitas pembangkit EBT tersebut, peluang lapangan kerja di sektor energi baru terbarukan akan meningkat. "Jika target US$ 20 miliar terealisasi, maka akan membuka lapangan kerja baru sekaligus bisa mengakselerasi capaian bauran energi. Kami memperkirakan nilai investasi ini mampu serap tenaga kerja melebihi tahun-tahun sebelumnya," terang Agung dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (19/2).
Baca Juga: Pemerintah usahakan perbaikan tata kelola pengembangan PLTS di Indonesia Dia menambahkan, elektrifikasi di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) juga masih menjadi fokus utama melalui pemanfaatan EBT dengan harga yang kompetitif. "Energi lokal setempat bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi pembangkit yang murah dan mudah didapatkan, PLTMH, PLTS, biogas, biomassa, juga potensi-potensi lainnya," ungkapnya. Langkah lain yang ditempuh Kementerian ESDM untuk meningkatkan investasi dan mendorong lahirnya kesempatan kerja sektor ESDM dilakukan melalui penyederhanaan regulasi, pemanfaatan lahan bekas tambang hingga peningkatan program biodisel. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari