Pemerintah targetkan nilai ekspor olahan rotan meningkat 10 kali lipat



JAKARTA. Setelah menutup keran ekspor bahan baku mentah rotan sejak Desember 2011, Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengatakan akan konsisten mempertahankan kebijakan ini. Keterangan ini disampaikan Gita, seusai rapat koordinasi tertutup yang melibatkan empat kementerian yang digelar di Ruang Cenderawasih, Kementerian Perindustrian, Jakarta pada Senin (9/1). Kementerian yang terlibat dalam rapat ini antara lain Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhutanan, dan Kementerian Dalam Negeri.

Dengan langkah ini, Gita optimistis nilai ekspor rotan olahan akan meningkat lima sampai 10 kali lipat. "Jangan berpikir dua bulan sampai enam bulan kedepan. Kita berpikir satu sampai dengan tiga tahun ke depan. Saya yakin ini akan meningkatkan ekspor rotan," pungkas Gita.

Menurut Gita, langkah penutupan keran eskpor bahan baku mentah juga didukung oleh Kementerian Dalam Negeri. "Prinsipnya, langkah ini juga didukung dengan penyerapan dalam negeri," ujar Gita.Untuk mendukung penyerapan pasokan rotan dalam negeri, menurut Gita, pihak yang terkait harus membangun sentra industri di luar pulau Jawa. Dengan begitu, kebijakan ini diharapkan tidak hanya dinikmati oleh industri rotan yang ada di pulau Jawa semata. Gita menyebutkan, langkah peningkatan desain teknologi untuk rotan pun patut dilakukan untuk menunjang perkembangan industri olahan rotan dalam negeri. "Kita harus jujur, bahwa desain produk kita memang bagus, tapi ada beberapa yang sudah kalah dibandingkan dengan desain luar negeri. Kita lakukan tingkatkan kualitas," imbuhnya.Selain itu, pengembangan industri rotan dalam negeri pun diharapkan akan sejalan dengan semangat pelestarian hutan. Gita menerangkan, sebetulnya dirinya tidak anti ekpor. Namun, dengan hanya mengekspor bahan baku mentah, maka nilai tambah yang dinikmati dari ekspor itu masih minim. Sebaliknya, dengan mengekspor produk rotan jadi diharapkan nilai tambah yang diperoleh Indonesia akan meningkat. kedepan Indonesia dapat mengekpor barang jadi. Dengan begitu, target peningkatan nilai ekpor dapat tercapai. "Pemerintah daerah juga mendukung peningkatan nilai ini, selama kita buktikan kita akan bangun sentra produksi di daerah dan saya komit berkunjung ke Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera, yang merupakan sentra penghasil rotan terbesar di Indonesia," jelas Gita. Tak lupa Gita menambahkan, pengembangan sentra rotan ini juga harus didukung oleh infrastruktur yang memadai. Untuk itu, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Transmigrasi sudah sepakat akan menopang upaya relokasi pengrajin rotan dari Pulau Jawa ke sentra penghasil rotan di luar pulau Jawa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test