Pemerintah targetkan tahun 2030 lifting minyak bumi kembali 1 juta barel per hari



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan terkait lifting minyak Pemerintah memiliki target dalam sepuluh tahun ke depan atau 2030 bisa mengembalikan produksinya menjadi 1 juta barel per hari. 

“Untuk itu memang kita harus melakukan banyak langkah-langkah untuk bisa meningkatkan produksi antara lain, pertama itu adalah mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan yang ada, kemudian juga bisa melakukan program reserve to the production,” kata Menteri ESDM, Rabu (4/3) dikutip dari laman setkab.go.id. 

Baca Juga: Nantikan tambahan kapasitas kilang, SKK Migas: Indonesia akan jadi pemasok LNG Dunia


Menurut Arifin, sumber-sumber yang terdeteksi potensi-potensi jumlahnya bisa segera berproduksi dan juga program untuk melakukan recovery, antara lain steamflood chemical enhanced oil recovery. Untuk eksplorasi dari lapangan-lapangan yang baru, yang masih, yang sudah dideteksi, menurut Arifin, itu bisa cepat berproduksi dan ini bisa dilakukan dalam jangka waktu 10 tahun targetnya. 

“Kita juga masih memiliki 13.000 bekas lobang pengeboran yang sudah ditinggal. Nah ini juga kalau kita melakukan program rehabilitasi, kita masih bisa berharap ini juga bisa menghasilkan tambahan produksi minyak tetapi 13.000 ini kan jumlahnya banyak,” ujar Menteri ESDM. 

Arifin menyampaikan perlu memobilisasi banyak tenaga ahli, peralatan dan sebagainya, agar bisa mengoptimalkan produksi minyak. Potensi eksplorasi, menurut Menteri ESDM, kalau di daerah yang sekarang, yang banyak minyaknya, seperti di Rokan ada 10 lokasi potensial, jumlah lokasinya 128 yang harus dioptimalkan. 

Baca Juga: Petronas rampungkan pembangunan fasilitas penampung kondesat Lapangan Bukit Tua

Rokan sendiri, menurut Arifin, sekarang masih ada di areanya Chevron, tetapi nanti akan dialihkan ke Pertamina, tetapi daerah Rokan itu yang selain juga sumber yang ada, masih mempunyai potensi-potensi lain cukup besar. 

Soal investasi, Menteri ESDM menyatakan bahwa  karena jumlahnya, masif jadi harus memobilisasi sumber dalam negeri maupun partnership, masih perlu berpartner untuk bisa mengoptimalkan, perlu expertise dan permodalan. Menyinggung kerja sama dengan Abu Dhabi, Menteri ESDM menyebut bahwa itu mengenai pembangunan kilang, agar bisa memenuhi kebutuhan crude oil, minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .