KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk memangkas target penerbitan surat berharga negara (SBN), dan memilih meningkatkan target pinjaman untuk memenuhi kebutuhan belanja dalam negeri. Hal ini dinilai sebagai salah satu langkah yang cukup efisien untuk menjaga stabilitas keuangan. Dalam APBN 2024, pinjaman hanya ditargetkan sebesar Rp 18,4 triliun, namun target tersebut naik menjadi Rp 101,3 triliun. Sementara itu, target penerbitan SBN justru turun, dari semula sebesar Rp 666,4 triliun menjadi Rp 451,9 triliun. Senior Ekonom Bank Permata, Faisal Rachman menilai, dibandingkan dengan mengandalkan penerbitan SBN untuk menambal defisit APBN 2024, meningkatkan target pinjaman dinilai cukup efisien. Sebab, jika pemerintah mengandalkan SBN, mau tidak mau pemerintah harus meningkatkan imbal hasil untuk menarik investor.
Pemerintah Tarik Pinjaman Lebih Banyak, Ekonom: Jaga Stabilitas Pasar Keuangan RI
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk memangkas target penerbitan surat berharga negara (SBN), dan memilih meningkatkan target pinjaman untuk memenuhi kebutuhan belanja dalam negeri. Hal ini dinilai sebagai salah satu langkah yang cukup efisien untuk menjaga stabilitas keuangan. Dalam APBN 2024, pinjaman hanya ditargetkan sebesar Rp 18,4 triliun, namun target tersebut naik menjadi Rp 101,3 triliun. Sementara itu, target penerbitan SBN justru turun, dari semula sebesar Rp 666,4 triliun menjadi Rp 451,9 triliun. Senior Ekonom Bank Permata, Faisal Rachman menilai, dibandingkan dengan mengandalkan penerbitan SBN untuk menambal defisit APBN 2024, meningkatkan target pinjaman dinilai cukup efisien. Sebab, jika pemerintah mengandalkan SBN, mau tidak mau pemerintah harus meningkatkan imbal hasil untuk menarik investor.