Pemerintah tawarkan proyek SPAM Bali Rp 1 triliun



JAKARTA. Dalam proyek prospektif di Public Private Partnership (PPP) Book 2013 terdapat proyek Southern Bali Water Supply senilai Rp 1,03 triliun. Rencananya pemerintah akan mulai menawarkan proyek ini tahun 2014 mendatang.   Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Imam S. Ernawi menjelaskan lingkup kegiatan proyek ini adalah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bali Selatan dengan cakupan wilayah Sarbagitaku (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan-Klungkun). "Disana akan dibangun instalasi pengolahan air (IPA) 1.000 liter per detik dari sumber air baku Tukad Unda," ujar Imam, akhir pekan lalu.   Imam melanjutkan bahwa juga akan dibangun perangkat lain seperti reservoir, pipa transmisi, serta operasi dan pemeliharaan IPA dari Tukad Panet berkapasitas 300 liter per detik dan Tukad Petanu dengan kapasitas 300 liter per detik. Jadi nantinya, SPAM Bali tersebut akan memiliki kapasitas 1.600 liter per detik.   Direktur Pengembangan Air Minum Kementerian PU, Danny Sutjiono menambahkan, SPAM tersebut akan menjual air curah kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) beberapa kota. Seperti kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Klungkung.   Menurutnya tarif PDAM di sana Rp 2.300 per meter kubik, tapi ia sendiri belum tahu berapa tarif untuk SPAM Bali ini nantinya. Danny menjelaskan SPAM tersebut dapat mengaliri 42.000 sambungan rumah (SR) atau setara dengan 252.000 jiwa.   Saat ini, di kawasan Sarbagitaku hanya dialiri air dari dua sumber yakni IPA Tukad Unda dan Tukad Petanu yang kapasitasnya akan habis pada 2015 mendatang.   Ia menyebut wilayah tersebut terus berkembang, khususnya dalam bidang pariwisata sehingga kebutuhan air bersih terus meningkat setiap tahunnya.   “Pembangunannya harus segera dilakukan dan proyek ini sangat potensial dengan skema bangun guna serah,” paparnya.   Hingga kini dilaporkan bahwa di kota Denpasar telah ada daftar tunggu calon pelanggan sebanyak 6.500 SR dan di Badung 4.000 SR. Sekedar informasi, penelitian Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada tahun 1997 menyatakan Bali akan krisis air pada tahun 2015 sebanyak 27 miliar liter air, namun Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bali menyatakan krisis air bersih di Bali diperkirakan terjadi pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan