Pemerintah tawarkan SUN ke bank sentral asing



JAKARTA. Pemerintah ingin mengurangi risiko dari penerbitan Surat Utang negara. Caranya, dengan memperbanyak, pembelian SUN oleh investor yang bukan bertujuan untuk spekulasi.

Untuk itu, pemerintah meminta Bank Sentral asing untuk membeli SUN yang diterbitkannya. Yang terbaru, pemerintah sudah memintah Bank Sentral China untuk membeli.

Menteri keuangan Bambang Brodjonegoro bilang, ada tiga kelompok pembeli SUN yang diterbitkan pemerintah. Diantaranya adalah pertama, investor yang membeli untuk kepentingan jangka pendek, mereka bertujuan untuk spekulasi.


Kedua, investor swasta, dengan jangka waktu alias tenor yang panjang. Dan yang ketiga, kategori investor yang berasal dari lembaga pemerintah atau Bank Sentral. "Yang kita tawarkan ke China adalah SUN untuk bank Sentral-nya," ujar Bambang, Jumat (10/7) lalu.

Selain China sebelumnya memang sudah ada beberapa Bank Sentral yang membeli SUN. Sementara China belum memilikinya. Keberadaan Bank Sentral dianggap bisa mengantisipasi kondisi ekonomi yang tidak stabil.

Sebab, Bank Sentral memiliki orientasi jangka panjang, beda dengan yang tujuan investasinya jangka pendek. Ketika ada guncangan, mereka akan menjualnya. Jika demikian, maka akan banyak dana keluar mendadak.

Meski, pemerintah menawarkan Bank Sentra China tapi mereka tetap harus mengikuti proses lelang. Pemerintah tidak memberikan perlakuan khusus seperti private placement.

Ekonom Bank Nasional Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto bilang, peluang menawarkan hal ini ke investor china sangat baik. Terlebih negeri tirai bambu itu memiliki cadangan devisa yang cukup besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto