KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan tidak ada kelangkaan kapal untuk mengangkut ekspor kelapa sawit atawa
crude palm oil (CPO). Hal ini agar proses ekspor CPO berjalan lancar. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Veri Anggrijono mengatakan, pihaknya telah mengadakan beberapa kali rapat setelah mendengar informasi mengenai kemungkinan kelangkaan kapal angkut ekspor CPO. Veri memastikan saat ini tidak ada kelangkaan kapal untuk mengangkut ekspor CPO.
"Dengan adanya informasi mengenai kelangkaan kapal, Kami sudah mengadakan rapat beberapa kali dengan pelaku usaha perkapalan, asosiasi kapal, sepanjang ini menurut informasi dari mereka tidak ada masalah," ujar Veri kepada Kontan.co.id, Selasa (12/7).
Baca Juga: Ekspor Terkendala, Eksportir CPO Mengaku Jual Rugi CPO Terkait anggapan adanya penurunan kepercayaan dari pasar ekspor CPO menyusul pemerintah yang pernah menghentikan ekspor CPO, Veri menegaskan, hal itu tidak benar. Ia menyebut, pasar internasional memahami kebijakan pemerintah melarang sementara ekspor CPO untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Apalagi Indonesia merupakan eksportir CPO terbesar di dunia dan CPO merupakan komoditas global. "Kita kan eksportir terbesar, produsen kelapa sawit terbesar, tidak mungkin tidak dipercaya," terang Veri. Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi mengatakan, pemerintah telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan kapal untuk mengangkut ekspor CPO. Jodi menyebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi telah meminta pelaku usaha perkapalan Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) untuk menyediakan kapal bagi pelaku usaha eksportir CPO.
Baca Juga: Harga Sewa Kapal CPO Naik, Pengusaha Minta Relaksasi Beban PE dan BK "Kami beberapa minggu lalu sudah mengantisipasi terkait hal ini. Pak Menko juga sudah meminta kesediaan INSA untuk dapat membantu dan menyediakan kapal bagi para pelaku usaha CPO supaya kegiatan ekspor berjalan dengan lancar," jelas Jodi. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, mengungkapkan kesulitan menemukan kapal pengangkut CPO karena kapal yang biasa di sewa beralih mengangkut
crude oil dari Rusia. Kata dia hal ini juga menjadikan sewa kapal CPO menjadi mahal. “Sekarang
freight ke Rotterdam sudah naik dari US$ 75 per metrik ton (MT) menjadi US$ 150 per MT. Otomatis beban semakin bertambah,” tutur Eddy pada Kontan.co.id, Selasa (12/7). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari