Pemerintah Terbitkan SBR013, Target Penjualan Rp 20 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel jenis savings bond ritel (SBR) seri SBR013. Dari penerbitan ini, pemerintah menargetkan bisa meraup dana Rp 20 triliun dari penjualan SBR013.

Melansir Infopublik.id, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan menjelaskan untuk SBR013, pemerintah memiliki target awal sekitar Rp 15 triliun. 

"Tapi, kami akan tetap perhatikan minat dari masyarakat. Kalau memang tinggi, kami punya alokasi target untuk bisa ditingkatkan hingga Rp 20 triliun," jelasnya saat media briefing di Jakarta, Senin (10/6/2024).


SBR013 ditawarkan dalam dua tenor, yakni SBR013T2 dan SBR013T4. Adapun kupon masing-masing 6,45% dan 6,60% per tahun.

Kupon seri SBR013 merupakan jenis kupon mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor), sehingga kupon minimal seri SBR013 tidak akan turun meski Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan.

Masa penawaran SBR013 dimulai sejak 10 Juni 2024 hingga 4 Juli 2024 dengan minimal pembelian sebesar Rp 1 juta. Sedangkan pembelian maksimal untuk SBR013T2 sebesar Rp 5 miliar dan SBR013T4 Rp 10 miliar.

Baca Juga: SBR013 Masih Jadi Pilihan, Kupon Tinggi dan Aman Jadi Keunggulan

Pembelian SBR013 dapat dilakukan melalui 17 bank, lima perusahaan efek, dan empat perusahaan teknologi finansial (fintech).

Menurut Deni, minat masyarakat terhadap SBR terus meningkat tiap tahunnya, terutama setelah pandemi COVID-19. Krisis yang terjadi pada masa itu menjadi alarm bagi masyarakat untuk memiliki dana darurat dan berinvestasi. Hal itu berdampak terhadap pertumbuhan SBR hingga mencapai 30%.

“Tahun lalu, penerbitan SBN ritel itu sebesar Rp 107 triliun, pertama kali tembus Rp 100 triliun. Pada 2023 kami terapkan strategi baru, yakni penawaran dua tenor dalam sekali penerbitan, dan bisa menerbitkan Rp 147 triliun. Artinya, rata-rata meningkat sekitar 38%,” jelas Deni.

Deni mengungkapkan, mayoritas investor SBR berasal dari kalangan milenial, dengan porsi mencapai 51%. Dari segi gender, kebanyakan investor merupakan kelompok perempuan.

Baca Juga: Pemerintah Bakal Menawarkan SBR013

Deni mengakui terdapat risiko dari gejolak perekonomian global yang mungkin mempengaruhi kinerja SBR. Kendati begitu, dia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa terjaga di atas 5%.

Pemerintah akan terus berupaya mendorong kinerja komponen ekonomi agar masyarakat tetap miliki dana yang memadai untuk berinvestasi. 

“Kami cukup percaya diri untuk tahun ini,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie