JAKARTA. Rencana pemerintah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara atau lebih dikenal dengan istilah sukuk pada bulan ini, tampaknya bakal berjalan mulus. Itu terlihat dari persiapan yang dilakukan pemerintah. Setelah SPV penerbitan sukuk dan melakukan promosi di sejumlah media masa, kini pemerintah sudah menetapkan indikasi tahap awal jumlah nominal sukuk yang akan diterbitkan.Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan, ada dua jenis sukuk yang akan diterbitkan pemerintah. Jenis pertama, sukuk dengan tenor tujuh tahun. Sedangkan jenis yang ke dua ialah sukuk dengan tenor sepuluh tahun. Nilai dari kedua sukuk bertenor menengah itu adalah Rp 7 triliun. " Namun itu masih merupakan indikasi awal, jadi masih bisa berubah," ujar Rachmat.Menurut Bhimantara Widyajala, Direktur Surat Berharga Negara (SBN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, pemerintah sebenarnya lebih menghendaki tenor sukuk ini dalam jangka panjang. "Dengan mempertimbangkan risiko pembiayaan kembali dan profil jatuh tempo portofolio utang itu sendiri, kami sebenarnya lebih memilih sukuk jangka panjang," kata Bhima.
Pemerintah Terbitkan Sukuk Jangka Menengah
JAKARTA. Rencana pemerintah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara atau lebih dikenal dengan istilah sukuk pada bulan ini, tampaknya bakal berjalan mulus. Itu terlihat dari persiapan yang dilakukan pemerintah. Setelah SPV penerbitan sukuk dan melakukan promosi di sejumlah media masa, kini pemerintah sudah menetapkan indikasi tahap awal jumlah nominal sukuk yang akan diterbitkan.Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan, ada dua jenis sukuk yang akan diterbitkan pemerintah. Jenis pertama, sukuk dengan tenor tujuh tahun. Sedangkan jenis yang ke dua ialah sukuk dengan tenor sepuluh tahun. Nilai dari kedua sukuk bertenor menengah itu adalah Rp 7 triliun. " Namun itu masih merupakan indikasi awal, jadi masih bisa berubah," ujar Rachmat.Menurut Bhimantara Widyajala, Direktur Surat Berharga Negara (SBN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, pemerintah sebenarnya lebih menghendaki tenor sukuk ini dalam jangka panjang. "Dengan mempertimbangkan risiko pembiayaan kembali dan profil jatuh tempo portofolio utang itu sendiri, kami sebenarnya lebih memilih sukuk jangka panjang," kata Bhima.